Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Poya Lisa, Surga Kecil yang Tidak Tertera di Peta

Kompas.com - 08/12/2012, 08:16 WIB

KOMPAS.com - Siapa bilang pulau-pulau yang mungkin tidak tertera di peta tidak dapat menjadi destinasi wisata yang layak dikunjungi? Pulau terpencil nan eksotis dan jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota dapat saja menjadi sebuah tempat liburan dan relaksasi yang sempurna. Salah satu pulau terpencil itu bernama Pulau Poya Lisa.

Pulau ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean di Sulawesi Tengah yang  dapat ditempuh sekira 10 menit menggunakan kapal motor dari Bomba. Meski terbilang kecil dan jarang disebut-sebut di peta wisata kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean namun Pulau Poya Lisa menyimpan pesona tersendiri yang berkesan di hati setiap orang yang pernah menyambanginya.

Sebagian besar wisatawan, tak terkecuali wisatawan mancanegara memuji-muji keindahan pulau ini berikut pelayanan serta keramahan pengelola cottage Poya Lisa. Hamparan laut luas berwarna biru turquoise dan sebening kristal sungguh sebuah pemandangan luar biasa cantik yang akan membuat Anda terkagum-kagum.

Terumbu karang yang cantik dan alami di sekitar lepas pantai pulau ini juga pantas dijelajahi dengan snorkeling. Setibanya di pulau kecil yang luasnya hanya 5 hektar ini, hamparan pasir yang berkilau tertimpa Matahari akan menyambut Anda. Sambutan menjadi lebih lengkap dengan keramahan pihak pengelola cottage yang siap melayani kebutuhan tamunya, mulai dari makan, air bersih (tawar) yang diambil dari pulau terdekat, pelayanan berkeliling dengan perahu, laundry yang harganya tidak ditetapkan.

Pulau ini dimiliki dan dikelola Bapak Ismail, seorang mantri kesehatan di Bomba. Ya, pulau ini adalah pulau milik pribadi! Bapak Ismail mengelola pulau ini bersama-sama sanak saudaranya sejak belasan tahun lalu.

Konon nama pulau ini dulunya hanyalah Pulau Poya. Poya adalah nama orang yang pertama kali menanam pohon kelapa di pulau ini dan sekaligus hal tersebut menjadikannya sebagai pemilik pulau. Pak Ismail kemudian membeli pulau ini dari keturunan Poya yang mewarisinya.

Menurut Pak Ismail sendiri, nama Lisa ditambahkan dari nama seorang perempuan berkebangsaan Jerman yang pernah datang sendirian dan menghabiskan waktunya selama sebulan di pulau ini. Ia meminta Pak Ismail mengabadikan namanya di pulau ini maka jadilah surga kecil nan terpencil ini bernama panjang Poya Lisa.

Percayalah bahkan dari kejauhan, sebelum Anda menginjakkan kaki di pulau ini, Anda kemungkinan besar sudah jatuh cinta pada segala daya tariknya. Keramahan penduduk lokal yang mengelola 4 buah cottage di pulau tak berpenghuni ini akan pula menjadi kenangan yang menghangatkan hati. Makanan khas laut yang disajikan oleh pengelola cottage pun sudah menjadi buah bibir di kalangan wisatawan karena rasanya sungguh memanjakan lidah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com