Terdapat lebih dari 70 varietas durian yang sudah dilepas dengan surat keputusan Menteri Pertanian. Salah satu jenis durian dari varietas terbaik yang hampir tak pernah bisa ditemukan di pasar–karena habis terjual ke konsumen langsung di kebun–adalah durian matahari.
Durian matahari asli Bogor ini dagingnya berwarna kuning terang, manis, legit, dengan gurih yang bertahan lama di lidah. Durian tong medaye yang ditemukan di Lombok juga termasuk varietas unggulan nasional. Durian ini berukuran ’personal’, sekitar 8 ons hingga 1 kilogram per buah.
Menurut Reza, dari sisi rasa, warna, dan tekstur daging tong medaye jauh lebih unggul dibandingkan montong. Alam Indonesia juga memberikan varietas durian yang unik. Misalnya durian dengan daging berwarna merah tua dan jingga di Kalimantan Timur, durian pelangi dari Papua, hingga durian kura-kura dari Kalimantan Barat yang buahnya muncul di dekat akar.
Ada pula durian tanpa sekat dan durian dengan kulit tak berduri (gundulan) di kaki gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Varietas lain yang unik adalah durian yang sama sekali tak berbiji, yakni durian kalinyamat di sebelah timur Kudus dan durian sukun di Karanganyar, Jawa Tengah.
Selain durian yang berukuran kecil alias ’personal’ ada juga durian aspar yang berbobot hingga 8-9 kilogram per buah, atau lebih dari dua kali lipat bobot dan ukuran durian montong.
Jika Malaysia saat ini mengunggulkan durian musangking sebagai durian terenak di dunia, Indonesia juga punya durian namlung asal Pulau Bangka. Harga jual durian namlung petaling bisa mencapai Rp 500.000 per buah, tidak kalah dengan musangking yang dijual Rp 200.000 per kilogram.
Durian terbukti bisa mendatangkan kesejahteraan bagi petani dan pedagang. Ucok yang merintis usaha durian sejak 15 tahun lalu, kini telah bekerja sama dengan sedikitnya 65 petani pemilik pohon durian. Mereka tersebar mulai dari Sidikalang, Karo, Pematang Siantar, Langkat, Padang Sidimpuan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, sampai Pekan Baru (Riau).
Ucok kini mempunyai dua mobil dan rumah toko seharga Rp 750 juta. Semuanya hasil dari berjualan durian. Dalam waktu dekat, ia akan membangun pusat perbelanjaan durian dari durian utuh sampai berbagai jenis produk turunannya. Dia telah menyiapkan uang Rp 2,5 miliar sebagai modal.
Bukan hanya Ucok, para petani pun merasakan betul rezeki durian runtuh. Setiap musim panen durian, Gunawan Barus (38) mampu menabung hingga Rp 35 juta. Sebanyak 51 pohon durian, yang tumbuh di atas lahan seluas 2 hektar warisan orangtuanya, setia meruntuhkan buah durian.