Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angan-angan Profesional dari "River Cruise" Musi

Kompas.com - 16/01/2013, 12:13 WIB

Khusus hari Sabtu dan Minggu, aturannya fleksibel. Kapal ini siap beroperasi dua kali sehari, berangkat pukul 10 pagi dan pukul 3 siang, asalkan untuk satu trip pesanannya berjumlah penumpang minimum 30 orang.

Per orang tarifnya Rp 70.000. Jadi diperlukan Rp 2,1 juta saja per trip untuk dioperasikan di hari Sabtu–Minggu. Dengan kata lain, jika rombongan Anda 10 orang, bisa juga menyewanya di mana per orang tentunya dikenakan Rp 210.000.

Yang terbayang dari river cruise ini adalah program satu hari tur di kota Palembang. Pagi usai sarapan, berangkat menuju ke Jembatan Ampera. Lokasi ini mudah dicapai dari semua penjuru kota. Dari situ naik kapal sekitar pukul 10, berlayar dengan rute disebutkan tadi.

Setiba kembali di dermaga bernama River Side, di situ makan siang dan menikmati pemandangan Sungai Musi berlatar jembatan Ampera yang menjulang megah. Di bawahnya penduduk sibuk dengan ‘gaya’ masing-masing, menjalani kehidupan sehari-hari dan kegiatan bisnis mengendarai perahu-perahu bermotor tempel, speed boat.

Di tempat lunch yang teduh itu, suasana hening, hanya angin terasa menyapu- nyapu, sehingga bercengkerama pun menjadi mengasyikkan.

Usai makan, berjalan beberapa ratus meter ke arah jembatan. Di situ pusat keramaian angkutan umum dari semua arah kota, menyaksikan kehidupan harian. Ke seberangnya, masuk ke pasar tradisional yang sudah bergedung, namanya Pasar Ilir 16.

Oh ya, sebelum ke pasar, di situ pula terletak Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Sebuah museum berlantai dua, apik terpelihara, selalu dijaga oleh petugas dan satu museum tourist guide. Hanya lantai atas yang berisi. Tak banyak benar barang museumnya.

Namun sekelumit sejarah Sultan mudah dimengerti. Betapa dia gigih melawan penjajah yang hendak masuk, kapal-kapal pasukan Belanda dan VOC memenuhi sungai menggempurnya. Ia memang kalah. Tapi tak mau menyerah menerima tawaran untuk menjadi raja di bawah pemerintah kolonial. Ia tampak gagah rela diangkut untuk diasingkan ke Ternate (kini Maluku Utara). Namanya kini diabadikan sebagai nama bandara di Palembang.

Dari sini kembali ke hotel, tiba sekitar pukul empat sore. Istirahat. Pukul tujuh malam siap berangkat lagi menuju Resto River Side di sisi arah barat dari jembatan Ampera.

Seperti diceritakan tadi, di sini makan malam, musik menghibur, dan pemandangan yang ‘cantik’ tadi. Masih bisa berjalan kaki beberapa puluh meter, di situ taman Ampera di mana penduduk, keluarga-keluarga muda tampak berekreasi bersama putera puteri cilik mereka.

Esok harinya City Tour, mengunjungi Masjid Agung, terutama bagi yang berminat wisata religi. Dibangun tahun 1720, direnovasi tahun 1987, merefleksikan sintesa keindahan arsitektur Cina, Jawa dan Arab, serta terpelihara dengan baik hingga mengesankan. Dan pengunjung wisman yang ke sini pun mengakuinya. (Arifin Hutabarat)

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com