Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Sungai, Peluang Usaha di Tiga Pulau Besar

Kompas.com - 21/01/2013, 11:39 WIB

Wisatawan dengan cruise-nya akan menyaksikan kegiatan masyarakat menggunakan perahu kecil; menyaksikan produk hutan, seperti madu, rotan. Wisatawan juga dapat memancing, mencoba obat tradisional dari hutan, kegiatan menganyam rotan, menari, upacara penyambutan wisatawan, tradisi memahat patung, sampai pun pada pembuatan kapal, ukiran, dan mendengarkan cerita-cerita kearifan lokal.

“Usaha kami pun menghadapi tantangan,” kata Gaye.

Antara lain belum ada peraturan tepat kepada operator wisata untuk menjaga lingkungan dan hewan setempat. Terlalu populernya sebuah lokasi wisata, sehingga pemerintah perlu mengeluarkan peraturan untuk pengelolaannya.

Tantangan lain adalah kegiatan ilegal pemotongan kayu, tambang emas, pencarian ikan secara besar-besaran, dan polusi. "Belum lagi ancaman api pada musim kemarau panjang, dan memang infrastruktur sebenarnya belum memadai," katanya.

Begitulah, Gaye telah menerima penghargaan antara lain Responsible Cruise Operator in 2010 dan Nominasi untuk Responsible Tour Operator dari Yayasan Wild Asia. Penambahan penghasilan yang diterima masyarakat telah membawa perubahan lebih baik pada standar pelayanan masyarakatnya.

KTD bekerja sama dengan pemerintah lokal membangun kamar mandi dan toilet yang baik untuk rumah penduduk di sebuah desa Betang Tumbang Malahoi.

Gaye pun masih terus berupaya melakukan pengembangan dengan mencari destinasi yang terbaik. Saat ini biaya untuk tournya mulai dengan harga Rp 2,5 juta. Di awal pengoperasian tamunya 100 wisatawan per tahun, kini menjadi 600 dan mereka tinggal over night. Pasarnya dari Australia, Eropa, Inggris, Prancis, Belanda, Swedia, Swiss, Jerman, Rusia, Amerika, Asia, termasuk dari Jepang. Saat ini baru dua sungai saja yaitu Kahayan dan Rungan yang baru dimanfaatkan untuk mengoperasikan tour-nya.

Sungguh terbuka lapangan usaha ini di sungai-sungai lain di Kalimantan, Sumatera, Papua. Dan dimaklumi, usaha kegiatan pariwisata ini pun biasa membawa dampak ganda, mata rantai kegiatan usaha lain yang akan terkait. (Arifin Hutabarat)

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com