JAKARTA, KOMPAS.com — Aktivitas Kawah Timbang, Gunung Dieng, masih tetap tinggi hingga pekan kedua, setelah statusnya dinaikkan menjadi Waspada. Bahkan jalan lintas dari Dusun Serang ke Desa Pekasiran dan arah sebaliknya untuk sementara ditutup karena adanya konsentrasi gas yang dianggap berbahaya bagi kehidupan.
"Direkomendasikan agar tidak ada kegiatan masyarakat pada radius 500 m dari Kawah Timbang. Jalan lintas Dusun Serang ke Desa Pekasiran dan arah sebaliknya untuk sementara ditutup karena konsentrasi gas yang melampaui batas aman dan berbahaya untuk kehidupan," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, Minggu (24/3/2013).
Surono mengatakan, aliran uap air mengandung gas beracun sempat memotong jalan tersebut. "Jika menengok tragedi 1979, jalan tersebut pernah menjadi 'killing field' karena di sana banyak orang meninggal akibat gas beracun," katanya.
Surono menambahkan, berdasarkan pemantauan pada pukul 00.00-06.00 WIB, tercatat satu kali gempa vulkanik dalam dan satu kali gempa vulkanik dangkal.
"Secara visual teramati uap air disertai gas beracun putih tebal mengalir sejauh sekitar 500 meter dari Kawah Timbang ke arah Selatan (Kali Sat). Belerang tercium lemah-sedang pada radius 1.000 meter dari kawah ke arah barat, dan tercium pekat 1.000 meter ke arah selatan," katanya.
Sementara itu, konsentrasi gas pada zona aman kembali ke jarak sekitar 550 meter di Jalan Kepucukan arah selatan dari Kawah Timbang berdasarkan pengukuran telah dilakukan pada pukul 05.40-06.10 WIB dengan hasil:
Titik I konsentrasi CO2 = 0, H2S = 4 ppm.
Titik II tidak terdeteksi gas.
Titik III CO2 = 0, H2S = 4 ppm.
Titik IV CO2 = 0,7 persen volume, H2S = 40 ppm.
Titik V CO2 = 1,5 persen volume, H2S lebih besar dari 100 ppm.
Titik VI CO2 = 0,6 persen volume, H2S = 39 ppm.
Titik VII CO2 = 0,6 persen volume dan H2S = 53 ppm.
Menurut Surono, konsentrasi gas yang aman bagi kehidupan adalah CO2 lebik kecil dari 0,5 persen volume dan H2S lebih kecil dari 10 ppm di udara bebas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.