Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lion Air Fokus ke Penumpang

Kompas.com - 14/04/2013, 11:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT. Lion Air akan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan tentang penyebab kecelakaan pesawat Boeing 737-800NG dengan nomor pesawat JT904, di perairan Selat Bali, Sabtu (13/4/2013) siang, ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi. PT Lion Air akan fokus ke para penumpangnya.

"Akan kami serahkan penyelidikan penyebab itu ke KNKT," ujar Edward Sirait, Direktur Umum PT Lion Air dalam jumpa pers di kantor, Jl. Gajah Mada, Jakarta Pusat, Sabtu malam.

Edward mengaku belum mendapat kronologis detail kecelakaan. Namun yang pasti, pesawat yang dikemudikan pilot Gozali tersebut telah melayani dua kali rute penerbangan, yakni terbang dari Palu- Banjarmasin, Banjarmasin-Bandung dan rute terakhir Bandung-Denpasar.

Ia juga tak mengetahui pasti waktu berangkat dari kota-kota tersebut. Edward hanya tahu pesawat pabrikan Amerika Serikat itu terbang dari Bandung pukul 12.30 WIB dan direncanakan tiba di Denpasar pukul 13.00 WITA. "Memang saat landing cuacanya agak gerimis," ujarnya.

Nahas, belum sempat menyentuh runwah Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, pesawat dengan nomor registrasi PK-LKS 737-800 NG (Next Generation) itu terhempas di perairan Selat Bali hingga badan belakang terbelah.

Sebanyak 101 orang penumpang yang terdiri dari 95 orang penumpang dewasa, 5 orang penumpang anak-anak serta 1 penumpang yang masih berusia di bawah 5 tahun, selamat dari musibah.

Tercatat, ada 44 orang yang menjalani perawatan, satu diantaranya luka berat. Mereka menjalani perawatan di dua rumah sakit, yakni RS Kasih Ibu dan RS Sanglah. Penumpang yang selamat, diarahkan ke pos Bandara Ngurah Rai.

"Fokus kita sekarang ke penumpang. Kita akan selsaikan kepada penumpang soal kehilangan bagasi di pesawat sekaligus menanggung semua kesehatan penumpang," lanjut Edward.

Evaluasi Bukan Karena Kecelakaan Edward menampik, jika pesawat serta awak pesawat sedang dalam kondisi tak laik terbang. Menurutnya, pesawat itu baru diterima dari pabrikannya bulan Maret 2013. Sementara pengoperasiannya satu minggu setelah diterima. Adapun, pesawat itu dipastikan Edward belum mengalami pergantian suku cadang apapun.

"Pilotnya pun dalam keadaan sehat. Pilot itu punya jam terbang 10.000.  Aturannya, maksimal lima kali landing setiap harinya. Tapi sebelumnya kan baru dua kali saja, tiga sama itu," ujarnya.

Ditanya soal apakah PT Lion Air akan melakukan evaluasi terhadap seluruh aktivitas penerbangan Edward menampiknya. Menurutnya, evaluasi dilakukan bukan karena kecelakaan. Evaluasi selalu dilakukan setiap periode tertentu untuk menjamin keselamatan para penumpangnya.

Soal evakuasi bangkai pesawat, Edward tidak memiliki wewenang untuk menanganinya. Sebab, jika terlibat dalam sebuah kecelakaan, pesawat telah masuk ke dalam wewenang Departemen Perhubungan melalui KNKT yang bertugas untuk menguak penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

    Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

    Jalan Jalan
    Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

    Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

    Travel Update
    Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

    Travel Update
    Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

    Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

    Jalan Jalan
    10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

    10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

    Jalan Jalan
    Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

    Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

    Travel Update
    Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

    Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

    Travel Update
    Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

    Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

    Travel Update
    Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

    Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

    Travel Update
    World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

    World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

    Travel Update
    Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

    Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

    Travel Update
    Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

    Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

    Travel Update
    5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

    5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

    Jalan Jalan
    Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

    Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

    Travel Update
    Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

    Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

    Travel Tips
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com