JAKARTA, KOMPAS.com - Tato bagi sebagian masyarakat Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, bukanlah sekedar hiasan, melainkan sebuah simbol status seseorang.
"Tato dibuat berdasarkan status, biasanya tetua lebih banyak tatonya. Motifnya juga beda-beda, ada tato untuk penjaga hutan, pemburu dan tokoh masyarakat," kata Kadis Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mentawai, Desti Seminora, di Jakarta, Kamis (11/4/2013),
Ia pun menambahkan, tato masyarakat Mentawai, menurut pakar sejarah adalah tato tertua di dunia. Bahkan sejak usia anak-anak pun sudah banyak masyarakat yang menggambar tato di tubuh mereka.
"Bagi orang Mentawai, tato itu jadi penutup tubuh. Mereka umur 15 tahun sudah ditato jadi sejak akil balik. Kalau orang Jawa membatik itu di kain, kalau orang Mentawai di kulit," kata Desti.
Hanya saja, tambahnya, sekarang sudah jarang masyarakat Mentawai yang membuat tato di tubuh mereka. Terutama untuk masyarakat yang menganut agama Islam dan anak-anak yang sudah sekolah.
Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.