Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Martavan, Kepingan Kisah di Nusa Kencana

Kompas.com - 07/05/2013, 09:47 WIB

Menurut Boedi Mranata, ribuan martavan terbaik dari China ditemukan di Kalimantan. Martavan tersebut awalnya hanya merupakan belanga untuk mewadahi produk seperti alkohol, kecap, atau benda-benda lain yang diekspor China ke wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina (daerahnya rata-rata di dekat sungai atau laut karena menyesuaikan dengan sarana transportasi masa lalu, yaitu kapal).

Lama-kelamaan, martavan bergeser bukan lagi menjadi sekadar wadah, melainkan justru menjadi produk utama ekspor karena keindahannya. Martavan kemudian menjelma menjadi barang berharga bagi orang Kalimantan.

Perajin martavan China pun menyesuaikan martavan dengan budaya Kalimantan. Dibuatlah motif-motif naga kurus (lebih kurus dari gambar naga orang China) atau gambar topeng etnik yang menggambarkan ciri khas kesukuan.

Martavan terus dibuat dari waktu ke waktu. Sejak diawali oleh perajin China pada masa Dinasti Tang (618-907 M) hingga Dinasti Ching (1644-1911), lalu berkembang dibuat oleh perajin Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Kalimantan, hingga awal abad ke-20.

”Yang harus disadari saat ini adalah begitu banyak peninggalan sejarah di negeri ini. Mari coba dikenali, dicintai, dan dilestarikan. Jangan sampai suatu saat bagian sejarah bangsa ini benar-benar hilang,” ujar Handojo Susanto, Wakil Ketua Himpunan Keramik Indonesia.

Setiap kisah dari pelosok negeri ini adalah keping sejarah. Kepingan yang bersatu membentuk Indonesia. Tidak terkecuali kisah dari Nusa Kencana ini, melalui martavan-martavan indahnya. (Dahlia Irawati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com