Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mari Jo... Brenti Perkosa Teluk Manado"

Kompas.com - 03/06/2013, 12:57 WIB
Taufik H Mihardja

Penulis

Sabtu pagi, dari depan Quality Hotel, tempat saya menginap di sisi barat Boulevard Jalan Piere Tendean, saya berjalan ke arah timur, berusaha menelusuri pantai Teluk Manado hingga ke ujung. Dan, di ujung timur saya bertemu rombongan senam, persis di depan gerai McDonald.

Sepanjang menelusuri bibir pantai ke arah timur, perasaan sedikit lega karena pemandangan laut bisa dinikmati di belakang Manado Town Square, yang disingkat Mantos. Di bibir pantai kebetulan ada jalan beraspal. Di sana tidak dibangun warung-warung, sehingga jalan beraspal dimanfaatkan warga sebagai jogging track, sambil mereka menikmati pemandangan laut, yang biru.

Tetapi kemasygulan muncul lagi ketika kita berjalan lebih lanjut dan menemukan kembali bangunan kafe sepanjang bibir pantai di belakang Mega Mall. Cafe-cafe itu bahkan didirikan semi parmanen. Memang lebih rapi daripada warung-warung yang berderet di belakang Bahu Mall tadi.

Pemandangan yang menyegarkan baru muncul lagi setelah melewati gedung Youth Center Manado hingga gerai McDonald, karena di bibir pantainya tidak lagi ada cafe-cafe itu. Depan McDonald dan KFC merupakan pemandangan terbaik di ujung timur bibir pantai Teluk Manado. Rupanya pemilik kedua gerai tersebut lebih mengerti kebutuhan warga Manado daripada aparat Pemda.

Di pagi dan petang hari ketika pantai Teluk Manado sedang memancarkan keindahannya, warga justru tidak bisa menyaksikannya dengan bebas, dengan lepas, untuk menyegarkan pikiran dan menyehatkan badan. Warung dan cafe itu tutup atau tidak berkegiatan saat warga melek.

Warga Manado malah seperti dipaksa untuk makan-makan dan minum-minum di warung dan cafe yang pasti tidak menyehatkan di malam hari, bersama dengan gelapnya Teluk Manado.

Putar balik dari seputar McDonald, saya kembali ke hotel menelusuri boulevard Jalan Piere Tendean. Banyak anak-anak bermain bola plastik, ada yang bersepeda, ada juga yang menari massal di sepanjang jalan. Rupanya hari itu sedang berlaku kebijakan car free day.

Sampai di hotel, seperti kemarin, saya kembali menikmati bubur manado yang enak dan menyehatkan karena banyak sayur di dalamnya.

Tapi selagi menikmati bubur manado itu, pikiran saya terus melayang-layang di seputar Pantai Manado.

Kapan keindahan Teluk Manado tak diperkosa lagi oleh kepentingan bisnis segelintir orang, yang menguasai warung-warung itu.

Saya juga jadi ingin membuat kampanye "Mari jo... brenti perkosa Teluk Manado!"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com