Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembang Dandanggula dan Cerita Anak Berambut Gimbal

Kompas.com - 30/06/2013, 21:09 WIB


KOMPAS.com
- Alunan tembang macapat Dandanggula terdengar sayup-sayup di kompleks Candi Arjuna, Kawasan Dataran Tinggi (KWDT) Dieng, Minggu (30/6/2013) siang.

Tembang yang yang dialunkan salah seorang sesepuh masyarakat Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mengiringi prosesi pemotongan rambut tujuh anak berambut gimbal.

"Ana kidung rumeksa ing wengi,
teguh ayu luputa ing lara,
luputa bilahi kabeh, jin setan datan purun,
paneluhan tan ana wani,
miwah panggawe ala,
gunane wong luput,
geni anemahan tirta,
maling adoh tan ana ngarah ing kami,
guna duduk pan sirna".

Tembang Dandanggula ini terus dilantunkan selama prosesi pemotongan rambut gimbal yang dipimpin pemangku adat masyarakat Dieng, Mbah Naryono (63).

Salah seorang tokoh masyarakat Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Handy Yubiyanto mengatakan bahwa tembang macapat Dandanggula yang dilantunkan dalam pemotongan rambut gimbal itu mengandung doa keselamatan.

Menurut dia, warga Dieng meyakini anak-anak berambut gimbal merupakan "titipan" dan ada makhluk gaib yang mendampinginya. Sehingga mereka diistimewakan serta segala permintaannya harus dituruti.

Oleh karena itu, kata dia, alunan tembang Dandanggula yang berulang-ulang selama prosesi pemotongan rambut gimbal diharapkan anak-anak berambut gimbal tersebut akan selamat dan terbebas dari malapetaka maupun makhluk gaib yang mendampinginya.

"Setelah anak-anak itu mengikuti ruwatan dan semua persyaratan maupun permintaannya dipenuhi, rambut mereka tidak lagi gimbal. Namun saya sarankan, ruwatan itu dilakukan setelah gigi susu anak-anak berambut gimbal itu sudah lepas karena menandakan mereka telah cukup umur," katanya.

Pemangku adat masyarakat Dieng, Mbah Naryono mengatakan bahwa ruwatan ini ditujukan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bagi anak-anak berambut gimbal yang diyakini sebagai anak bajang titipan Ratu Kidul (Ratu Laut Selatan). 

"Konon anak berambut gembel atau gimbal yang berjenis kelamin laki-laki merupakan titisan Eyang Agung Kala Dete, sedangkan yang perempuan titisan Nini Ronce Kala Prenye. Mereka diyakini sebagai titipan anak bajang dari Ratu Samudera Kidul," katanya. 

Menurut dia, anak-anak tersebut diyakini tidak akan berambut gimbal lagi setelah menjalani ruwatan. "Saya dulunya juga berambut gimbal, namun sekarang tidak lagi," katanya. 

Ia mengatakan bahwa pemotongan rambut gimbal harus dilakukan melalui ruwatan karena jika tanpa diruwat, sang anak akan sakit dan rambut gimbalnya akan kembali tumbuh.

Menurut dia, ruwatan rambut gimbal dapat dilakukan kapan saja sesuai kemampuan orang tua karena biayanya tidak sedikit dan hal itu atas permintaan sang anak. 

"Jika anaknya belum berkehendak, orang tua tidak bisa memaksanya meskipun telah memiliki dana untuk menggelar ruwatan termasuk menuruti apapun permintaan anak yang akan diruwat," katanya.

Kejadian anak berambut gimbal yang sakit setelah rambut gimbalnya dipotong tanpa melalui ritual ruwatan ini banyak dialami orang tua anak-anak berambut gimbal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com