Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbasah-basah dan Berpasir-pasir di Tangalooma

Kompas.com - 01/07/2013, 13:58 WIB

Situs resmi Tangalooma, tangalooma.com, mencatat, orang-orang Aborigin, suku bangsa asli Benua Australia, dulu menyebut Moreton Island dengan Moorgumpin, yang berarti tempat bukit-bukit pasir. Sementara itu, Tangalooma berarti tempat di mana ikan-ikan bertemu. Moorgumpin, menurut orang-orang Aborigin, terletak di Quandamooka atau Moreton Bay.

Penduduk asli Moorgumpin adalah orang-orang Ngugi. Sepanjang mereka ada di sana, penghidupan mereka selama 2.000 tahun bersumber dari laut dan hutan. Mereka menyantap ikan, termasuk dugong, kerang, penyu, dan udang-udangan, serta pakis, midym berries, pandan, dan madu.

Pada 17 Mei 1770, Kapten Captain James Cook menamai Quandamooka dengan Morton Bay berdasarkan Earl of Morton dari Skotlandia. Tapi, atas catatan harian Cook, tejadi salah eja Morton menjadi Moreton.

Moreton Island dikunjungi oleh orang-orang kulit putih untuk kali pertama pada 1823. Pada 1850, orang-orang Ngugi yang masih ada di sana dimukimkan secara paksa ke Stradbroke Island. Keturunan mereka masih tinggal di situ sampai sekarang.
 
Moreton Island juga memiliki sejarah Perang Dunia (PD) II, dua meriam pertahanan militer dibangun di Moreton Island. Satu di Cowan Cowan dan satu lagi di Toompani. Pangkalan angkatan laut dan dermaga juga dibangun di Tangalooma. Peninggalan PD II itu, termasuk meriam-meriam tersebut, masih bisa dilihat.
 
Pada 1950, Australian Company Whale Products Pty Ltd didirikan. Ikan paus, dari minyak hingga dagingnya, dijadikan antara lain bahan farmasi, kosmetika, dan makanan hewan peliharaan.

Tangalooma dipilih menjadi pusat penangkapan dan pengolahan ikan paus. Dua ikan paus punggung bongkok yang terpanah dekat Cape Moreton pada Juni 1952 menandai tempat penangkapan ikan paus itu mulai beroperasi.

Pada 1950-an, minyak nabati diperkenalkan. Akibatnya, harga minyak ikan turun pada 1959. Pada Agustus 1962 terdeteksi, hanya 62 ikan paus tertangkap dan pusat penangkapan ikan paus tersebut pun ditutup.

Selama 10 tahun tempat penangkapan ikan paus itu beroperasi, 6.277 ikan paus punggung bongkok dan satu ikan paus biru terbunuh dan diproses. Populasi ikan itu di pantai timur Australia pun menurun jauh, dari semula kira-kira 15.000 ekor menjadi 500 ekor saja. Angka itu menyebabkan ikan paus punggung bongkok masuk daftar spesies yang dilindungi.

Pada Juni 1963, pusat penangkapan ikan paus itu dijual kepada sebuah sindikat pengusaha dari Gold Coast yang menjadikannya sebuah resor. Pada 1980, resor itu dibeli oleh sebuah keluarga dari Brisbane, Kelurga Osborne.

Keluarga Osborne--yang terdiri dari Brian dan Betty, bersama kedua putra mereka, Jeff dan Glenn--sampai sekarang masih memiliki dan menjalankan bisnis resor bernama Tangalooma Island Resort itu.  

Di perairan Tangalooma, ikan paus punggung bongkok kini masih bisa dilihat dalam musim migrasi mereka, Juni hingga Oktober tiap tahun. Para turis bisa menikmati "pertemuan" tersebut dalam paket wisata yang tersedia di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Penerbangan di Bandara Incheon Korea Terganggu akibat Balon Isi Tinja

Travel Update
Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Pameran Wonderlab di Grand Indonesia, Instalasi Teknologi Masa Depan

Travel Update
TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

TMII Gelar Festival Musim Panas Jepang untuk Sambut Libur Sekolah

Travel Update
Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Cara ke Pameran Biang Kerok Benyamin Sueb di Jakarta, Bisa Naik KRL

Travel Tips
Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Gunung Bromo Buka Lagi Usai Kebakaran, Simak Aturan Berkunjung

Travel Update
Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Gunung Kerinci Jadi Lokasi Pembuatan Dokumenter soal Risiko Pendakian

Travel Update
10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

10 Tempat Liburan di Purwakarta, dari Alam hingga Sejarah

Jalan Jalan
Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

Travel Update
5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

5 Tempat Liburan Keluarga di Bandung, Ada yang Cocok untuk Piknik

Jalan Jalan
Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Promo Libur Sekolah di Rivera Outbound & Edutainment Bogor, mulai Rp 65.000

Travel Update
231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

231 Penerbangan di Bandara AP II Layani Kepulangan Jemaah Haji

Travel Update
Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Ada Usulan Kenaikan Tarif Pungutan Turis Asing di Bali, Sandiaga: Harus Dilihat Dulu

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Sungai Maron Pacitan

Travel Update
Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Taman Aglaonema Terbesar Indonesia di Sleman, Ini Jam Buka dan Harga Tiket Masuknya

Travel Update
Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Visa Kunjungan Jangka Pendek di Kepulauan Riau Akan Diumumkan Segera

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com