Desa Banyumulek perlahan-lahan mulai dikenal kalangan wisatawan dalam dan luar negeri sebagai penghasil gerabah di Pulau Lombok. Kini, berwisata ke Lombok tanpa menenteng
oleh-oleh khas Lombok seperti yang dihasilkan perajin Desa Banyumulek ini jelas terasa hampa.
Dalam paket tur yang ditawarkan para biro perjalanan di Lombok, Desa Banyumulek merupakan salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi wisatawan. Apa kelebihan Desa Banyumulek? Desa ini dikenal sebagai tempat perajin gerabah membuat karyanya. Tahun 70 sampai 80-an warga Desa Banyumulek hanya memproduksi gerabah seperti tempayan, dan gentong untuk menyimpan beras semata-mata demi keperluan sendiri.
Menuju Desa Banyumulek sangat mudah. Hanya berjarak 14 kilometer dari Kota Mataram, ibu
kota Provinsi NTB. Kalau Anda menginap di kawasan Senggigi, untuk mencapai Desa Banyumulek memerlukan waktu sekitar 40 menit dengan kendaraan.
Senin (1/7/2013) pagi, setelah menempuh perjalanan dari Senggigi, lima pemenang kompetisi foto "Explore Indonesia" yang diadakan Burufly.com yakni Irvan Darmawan, Hadi Setia Darma, Afriandi, Tirta Subhakti Winata, dan Hendro Jap begitu antusias saat memasuki desa tempat perajin gerabah tersebut.
Mereka diajak ke Mataram yang dibiayai HIS Tour & Travel untuk berburu foto obyek-obyek wisata di Pulau Lombok. Kelimanya sudah siap dengan kamera masing-masing ketika pemandu kami, Surya Pratama, mengajak memasuki dan mengenal lebih dekat cara pembuatan gerabah di Desa Banyumulek.
Perajin gerabah di Desa Banyumulek dilakukan oleh para perempuan. Sementara kaum laki-laki bertugas mencari tanah liat dan membakar gerabah. Tanah liat sangat berlimpah di Lombok dan diperoleh di Gunung Sasak. Tanah liat yang diambil dari Gunung Sasak itu dikeringkan lalu diinjak-injak agar halus. Kemudian, tanah dicampur dengan pasir kemudian disaring. Jika sudah cukup halus, tanah liat itu dicampur air secukupnya kemudian dipakai sebagai bahan dasar membuat gerabah.
Peralatan yang digunakan para perajin untuk membuat gentong, piring, asbak, celengan, anglo dan sebagainya sangat sederhana. Para perempuan Banyumulek hanya mengandalkan tangan, sebuah sikat, talenan, amplas, dan seember air untuk meratakan permukaan tanah liat. "Satu hal yang tak dilupakan adalah kain. Fungsinya untuk menghaluskan," kata Surya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.