Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babae yang Terlupakan...

Kompas.com - 06/09/2013, 12:46 WIB
Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa

Penulis

NIAS SELATAN, KOMPAS.com - Indonesia memiliki beragam tempat-tempat kuliner, wisata, seni dan budaya serta ribuan tradisi yang perlu untuk dijaga dan dilestarikan.

Bali, Mataram, Minahasa, Batak, Papua, Ambon, Betawi, Sunda, Padang, Karo, Lombok, Aceh, dan begitu juga Nias Selatan yang memiliki banyak ragam tradisi.

Dari setiap daerah yang memiliki kuliner masing-masing, terlebih kuliner yang sudah lama dan sempat terlupakan, apalagi untuk generasi sekarang. Kini salah satu kuliner yang mulai langka itu kembali dihadirkan di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara.

KOMPAS.com/ HENDRIK YANTO HALAWA Ibu-ibu sedang mengelupas fakhe niha dari kulit ari
Adalah masyarakat di Desa Hilisataro, Kecamatan Toma, Kabupaten Nias Selatan, yang kembali memunculkan makanan tradisional di mana dahulu digunakan untuk pesta-pesta adat maupun untuk pertunangan bagi yang akan memasuki jenjang pernikahan.

Kuliner tradisional tersebut dinamai "babae". Nama babae mungkin terasa asing di telinga kita, namun tidak bagi masyarakat Kabupaten Nias Selatan. Bahannya terdiri dari sejenis kacang-kacangan atau masyarakat setempat menyebutnya fakhe niha.

Menurut Sidi Adil Harita, S.Sos kepada Kompas.com bahwa salah satu kuliner tradisional Nias Selatan ini, yaitu babae, dahulu hanya dapat disuguhkan pada acara adat tertentu atau seperti saat pemberian nama anak yang baru lahir maupun pada pesta perkawinan.

KOMPAS.com/ HENDRIK YANTO HALAWA Babae yang telah di campur dengan telur rebus
"Kebiasaan masyarakat membuat ini setelah panen sebagai tanda gembira dan suka cita bahwa panen sangat melimpah. Cara membuatnya, dahulu biji fakhe niha ini direndam selama satu malam agar kulit arinya dapat dengan mudah terkelupas. Kemudian isi dari kulit ari tersebut dijemur hingga kering dan disimpan dalam sebuah botol pada zaman dahulu. Konon jika fakhe niha ini telah kering benar dapat bertahan hingga dua puluh tahun," papar Sidi.

Cara menanaknya pun hampir sama dengan menanak nasi sebagaimana biasanya. Hanya saja babae ini ditanak dengan menggunakan gerabah yang berasal dari tanah liat. Namun alat ini pun sangat sulit ditemui saat ini, hanya beberapa saja yang masih menyimpannya.

Setelah fakhe niha ini dianggap sudah kering benar, fakhe niha direbus hingga lunak kemudian ditumbuk halus dengan menggunakan tempat menumbuk padi. Setelah masak dicampurkan santan kelapa selama 30 menit.

KOMPAS.com/ HENDRIK YANTO HALAWA Babae yang telah ditanak
Selama proses menanak babae ini, kondisi api juga perlu diperhatikan karena nyala api harus stabil agar masakan tetap wangi juga dan tidak gosong. Konon jika cara menanaknya benar maka aromanya dapat tercium sejauh 300 meter.

Kini babae di Nias Selatan dihidangkan ketika meminang seseorang gadis. Jika babae dicicipi oleh yang dilamar menandakan bahwa lamaran diterima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com