Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Abui Menyiapkan Masa Depan

Kompas.com - 25/09/2013, 09:57 WIB
ANAKNYA tidak berhenti menangis saat Kafekae, warga suku Abui, mengangkat pantat si anak menduduki beberapa anak panah berujung lancip bergerigi. Tanpa celana, besi anak panah seperti menyakiti kulit dan kemaluan. Tidak ingin melihat anaknya menangis terlalu lama, Kafekae segera menggendongnya seperti biasa. Tangisan itu berhenti seketika saat pantat halus itu dijauhkan dari panah.

”Ini salah satu ritual kami sebelum berperang. Tujuannya agar kami selalu diberi keselamatan dan pulang segera bertemu dengan anak di rumah. Anak memberikan kami kekuatan,” kata Kafekae.

KOMPAS/CORNELIUS HELMY HERLAMBANG Generasi tua Abui.
Suku Abui adalah kelompok adat terbesar dan satu-satunya di Pulau Alor yang masih bertahan. Tinggal di Kampung Takpala, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Barat Laut, jumlahnya tidak lebih dari 50 orang.

Berada di puncak tebing berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, pencaharian masyarakat beragam; dari berladang jagung dan ubi, menanam pohon asem, mencari ikan, hingga berjualan tenun dan cendera mata.

Itulah pekerjaan yang telah lama dilakukan dan masih bisa menghidupi mereka hingga saat ini.

KOMPAS/CORNELIUS HELMY HERLAMBANG Regenerasi.
Bagi masyarakat suku Abui, anak memegang peranan penting. Anak-anak seperti berkat dan semangat yang harus terus dijaga agar warisan nenek moyang dan kearifan lokal setempat tetap lestari. Saat menarikan lego lego, tari khas yang bercerita tentang penyambutan tamu agung dan simbol kekeluargaan, penarinya kerap membawa anak-anak mereka.

Meski tidak ikut menari, anak-anak seperti diajarkan melihat bentuk tarian. Saling berpegangan pinggang mengelilingi batu bersusun. Iramanya adalah gemerincing gelang kuningan yang dipasang di pergelangan kaki penari. Beberapa bahkan diajar orangtuanya menabuh gong atau moko lengkap dengan pakaian adat.

KOMPAS/CORNELIUS HELMY HERLAMBANG Di Antara Kain Tenun.
Dalam pembuatan kain tenun yang disebut Keng atau Noang, para perempuan Abui juga sering kali ditemani anak-anaknya. Harapannya, anak-anak itu menjadi penerus pembuatan kain tenun agar tidak mati di tengah jalan.

”Bahkan, ketika mereka menjual kain tenun atau cendera mata dari biji-bijian, anak selalu diajak ikut serta. Secara tidak langsung, mereka belajar dari orangtuanya,” kata Kafekae. (Cornelius Helmy Herlambang)

KOMPAS/CORNELIUS HELMY HERLAMBANG Satu Keluarga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com