Pulang Kantor, Yuk Berenang di Tanjung Bira...

KOMPAS.com - Pantai pasir putih nan halus ibarat menjejak tepung dan birunya air laut sejauh mata memandang menjadi oase kesegaran yang diberikan pantai Tanjung Bira.

Ya, pantai memang memberikan ketenangan sendiri. Bayangkan saja sedang berlarian, pun hanya sekadar berjalan-jalan di pantai namun tak terdengar bunyi langkah kaki saking halusnya pasir pantai.

Maka tak heran, banyak orang mulai memasang ancang-ancang memasukkan tempat ini ke dalam daftar destinasi yang harus dituju saat musim liburan tiba.

Pantai Tanjung Bira berada di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Namanya kian tersohor bak "mutiara biru" di ujung Sulawesi. Tak perlu pikir panjang jika tertarik berwisata ke Bulukumba. Bagaimana jika siapkan waktu akhir pekan untuk nekat melancong? Pulang kantor, langsung saja bertandang ke tempat yang juga dikenal dengan Bumi Phinisi ini.

Dari kantor langsung arahkan perjalanan ke bandara dan pilih penerbangan menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar. Sebagai "pintu gerbang" udara di kawasan timur, telah banyak maskapai yang memiliki rute ke sini dari berbagai kota.

Bawa barang bawaan seperlunya. Cukup bawa tas punggung berisi baju ganti, obat-obatan, perlengkapan mandi, pakaian renang, krim anti matahari dan sandal jepit.

Sebelumnya, pastikan Anda telah memesan tempat menginap. Di Bulukumba, penginapan mudah menemukan penginapan di pusat kota pun dekat dengan tempat wisata seperti pantai. Penginapan masih didominasi oleh wisma, cottage, maupun guest house.

JUMAT

Pilih penerbangan siang hari menuju Makassar, agar sampai di sana sore hari. Hal ini berarti Anda harus mengambil cuti pada hari Jumat.

Dari Makassar, Bulukumba ditempuh sekitar empat jam melalui jalur darat. Langsung arahkan saja perjalanan menuju penginapan yang telah dipesan karena hari menjelang malam.

Untuk transportasi, Anda bisa menggunakan taksi. Jika ingin lebih praktis bisa juga menyewa mobil dari penyedia jasa pariwisata (travel agent).

SABTU

Saatnya nyebur di tengah laut. Siapkan baju renang dan krim anti matahari. Langsung saja mengarahkan perjalanan ke Tanjung Bira. Banyak pilihan tersedia. Ingin sekadar bersenang-senang atau berenang di pantai atau olahraga air.

Di bibir pantai, banyak penduduk menawarkan untuk menyewa kapal. Mereka menawarkan jasa menyeberang pulau, juga penyewaan peralatan snorkeling. Biasanya penyewa perahu sudah tahu akan membawa tamunya ke tempat mana saja serta spot bagus untuk snorkeling.

Pilihan pertama pastilah jatuh ke Pulau Liukang Loe yang ada persis di seberang pantai Tanjung Bira. Hamparan pulau memanjang  yang dapat ditempuh sekitar 30 menit dari bibir pantai tersebut, dikelilingi spot-spot snorkeling aduhai.

Minta saja kepada penyewa perahu untuk mendatangi beberapa tempat snorkeling sekaligus. Agar semakin banyak bertemu penghuni-penghuni mungil bawah laut.

Selesai snorkeling, tak ada salahnya untuk menjejakkan kaki di Pulau Liukang Loe. Di sini, Anda bisa memanfaatkan waktu melepas lelah sambil menyantap makanan laut yang banyak ditawarkan pada rumah makan yang ada.

Setelah itu, jangan langsung kembali ke Tanjung Bira, sempatkan untuk menjajal pula Pulau Kambing dan Pantai Bara. Jika Anda menyertakan pakaian menyelam, Pulau Kambing merupakan spot ciamik untuk menyelam. Pantai Bara, konon menurut penduduk sekitar di sini merupakan pantai paling favorit kesukaan turis asing.

Kelar puas bermain air, Anda bisa bersantai-santai menunggu matahari terbit di atas pasir putih pantai Tanjung Bira. Pilihan lain jika ingin mengunjungi obyek wisata, bisa juga Anda mengintip tempat kerajinan perahu phinisi.

Selagi berada di "tempat lahir" perahu tangguh kebanggaan nusantara tersebut, sangat sayang memang tak menengok langsung proses pengerjaannya.

Pusat kerajinan perahu Phinisi ada di Tana Beru, tak jauh dari Tanjung Bira. Di sana, di sepanjang pantai berjajar para perajin perahu. Perahu berukuran besar-besar dibuat manual oleh para pekerja. Jangan berpikir Anda bisa membeli salah satu perahu tersebut karena perahu yang dikerjakan sudah ada pemiliknya alias sudah dipesan.

MINGGU

Puas bermain air hari kemarin, hari Minggu tak ada salahnya menemui keharmonisan alam di desa adat Ammatoa. Masyarakat adat Ammatoa bisa dibilang hidup ramah dengan alam. Kehidupan desa yang dihuni oleh Suku Kajang tak tersentuh modernisasi. Pun benda elektronik, listrik dan transportasi.

Dalam kesehariannya, mereka menganut untuk hidup serasi berdampingan dengan alam. Mereka menjaga agar hutan yang mereka miliki tidak dieksplor secara sembarangan.

Desa Ammatoa ditempuh sekitar satu jam melalui jalur darat dari pusat kota Bulukumba. Sebelum berkunjung ke sana, ada baiknya untuk meminta izin kepada kepala desa Tana Towa yang berada beberapa meter sebelum gerbang masuk desa adat. Untuk menghormati masyarakat desa, jangan lupa untuk mengenakan pakaian serba hitam.

Jangan terlalu lama terhanyut dengan keasrian desa adat Ammatoa. Karena Anda harus mengejar penerbangan yang membawa Anda pulang ke rumah. Liburan di Bulukumba memang terlihat kilat. Namun terasa lengkap bukan? Inilah cara berpelesir sambil mengisi energi Anda untuk menghadapi kembali kegiatan rutinitas pada awal pekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.