Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Benteng di Ternate Dibangun demi Cengkeh

Kompas.com - 14/10/2013, 14:27 WIB
BERADA di sisi timur Pulau Ternate, Maluku Utara, Benteng Tolukko berdiri kokoh. Di puncaknya, pemandangan lepas ke Laut Maluku, Pulau Tidore, dan pesisir barat Pulau Halmahera. Hilir mudik kapal di laut sempit itu tak berpenghalang ke segala penjuru mata angin.

Tolukko dibangun di atas bukit yang menjorok ke laut di Kelurahan Sangaji, Kota Ternate. Tak hanya strategis untuk memantau kedatangan kapal, benteng yang dibangun Panglima Portugis Fernando Serrao pada 1540 itu juga memiliki akses untuk mengerahkan pasukan ke pantai.

Semula benteng ini memiliki terowongan di bawah tanah yang langsung menuju laut. Namun, renovasi pada 1996 justru menghilangkan bentuk aslinya. ”Fondasi benteng ini dibangun oleh Portugis. Setelah mengalami beberapa kali renovasi, akhirnya direbut Belanda,” kata Nurachman Irianto (Maman), ahli benteng dari Universitas Khairun, Ternate, beberapa waktu lalu.

Cengkeh adalah alasan bangsa Barat membangun benteng pertahanan di Ternate. Benteng itu menjadi saksi betapa cengkeh menjadi komoditas berharga yang dipertahankan dengan segala cara. Sebelum mereka, ada saudagar China dan Arab yang tiba di Ternate dengan alasan sama, tetapi tidak ada benteng yang dibangun.

Portugis adalah bangsa Barat yang pertama menginjakkan kaki di Ternate pada 1512, setahun setelah mereka menguasai Malaka di Semenanjung Malaya. Setelah itu, Spanyol menyusul dan menapakkan jejaknya di Tidore yang dapat dicapai 20 menit dengan perahu motor dari Ternate.

Di kemudian hari, Inggris dan Belanda menancapkan kaki di kepulauan rempah. Tujuannya masih demi cengkeh dan mereka juga membangun benteng di sejumlah tempat.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Abdi dalem Keraton Ternate di Keraton Kesultanan Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Selasa (3/7/2012). Keraton ini dibangun oleh Sultan Muhammad Ali pada tanggal 24 November 1810 terletak diatas Bukit Limau Santosa.
Portugis baru membangun benteng setelah sembilan tahun di Ternate, tahun 1521, yaitu Bentang Kastela, di Kelurahan Kastela, Ternate. Benteng itu dibangun untuk menghalau Spanyol yang berusaha masuk Ternate.

Spanyol mendirikan benteng di Tidore, antara lain Benteng Tahula di Soasio pada 1613 dan Benteng Cobo di Desa Cobo Doe Doe. Saat Belanda menguasai Ternate, dibangun Benteng Oranje pada 1607. ”Batu untuk pembangunan diambil dari Kastela. Lonceng gereja benteng pun diambil dan dipindahkan,” ujarnya.

Kini ada delapan benteng yang masih bertahan di Ternate, yaitu Tolukko, Kalamata, Kastela, Oranje, Kota Janji, Bebe, Kota Naka, dan Takome. Jumlah asli lebih banyak. Dari catatan Belanda, ada 12 benteng di Ternate, termasuk sebuah benteng dari kayu, yaitu Benteng Kalafusa.

”Kami belum tahu lokasi Benteng Kalafusa itu. Ancar-ancarnya di sekitar Tolukko,” kata Maman. Letak Benteng Talang Ame dan Benteng Brogh tidak pernah diketahui karena bekasnya tidak ada yang tersisa.

Kondisi benteng yang tersisa sebagian besar memprihatinkan. Hanya Tolukko dan Kalamata yang relatif bagus.

Pemerintah berupaya memugar benteng itu. Namun, hal itu justru dikeluhkan sejarawan dan pencinta benda cagar budaya di Ternate karena pemugaran dinilai dilakukan serampangan hingga nilai historisnya hilang.

”Pasca-pemugaran, bentuk Benteng Kastela dan Oranje malah jadi aneh. Bahkan, Kastela pernah roboh seusai dipugar sebab pemugarannya tak sesuai kaidah,” ujar Maman.

M GUNTUR BUDIAWAN Benteng Tolukko di Ternate, Maluku Utara.
Pasca-pemugaran, Benteng Kastela dilengkapi taman dan jalan melingkar dari batu blok. Di Benteng Kota Janji ada taman plus lantai batu blok dikelilingi pagar besi serta pintu gerbang yang tak serasi dengan benteng. Akibatnya, benteng pertahanan menjadi mirip taman bermain.

Benteng Oranje yang semula berupa batu gunung yang direkatkan dengan kalero (batu karang yang dipanaskan) justru diplester dengan campuran semen. Lantai benteng yang semula berupa batu bata merah diganti batu kali dan batu gunung yang dipipihkan. (faj/ray)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com