Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Surga di Bumi" Versi Kashmir

Kompas.com - 04/11/2013, 08:50 WIB


DUA
hari dua malam di Kashmir terasa singkat bagi mereka yang senang bertualang dan mendapatkan kejutan dari pengalaman baru. Meskipun tidak terlalu banyak tempat untuk dikunjungi, masing-masing tempat membutuhkan waktu longgar untuk dijelajahi.

Kashmir ada di wilayah utara India. Secara geografis, posisinya berbatasan dengan Pakistan. Jajaran perbukitan memisahkan dua negara yang hubungannya pasang surut ini. Tidak heran jika warga Kashmir berbeda dengan umumnya warga India. Postur dan garis wajah warga Kashmir yang tinggi kurus berpipi tirus mirip dengan warga Pakistan.

Kashmir pada awalnya dipakai untuk merujuk hamparan lembah yang terletak di antara Pegunungan Himalaya dan Pir Panjal. Karena secara geografis berada di ”atas”, Kashmir kerap disebut sebagai ”mahkota India”.

Dalam rangka promosi wisata, Kashmir disebut juga sebagai ”surga di bumi”. Dalam bahasa setempat, Kashmir merupakan nama lain untuk surga. Ketika ada di Kashmir dan menyaksikan keindahan alamnya, kaisar Mughal keempat, Jehangir (1596-1627), bahkan berseru, ”Jika ada surga di bumi, di sinilah tempatnya. Ya, di sini tempatnya.”

Agak berlebihan jika kita cerna ungkapan itu sekarang. Apalagi untuk yang telah menjelajah banyak tempat indah. Namun, ungkapan itu cukup beralasan. Sebagai ”surga di bumi”, Kashmir kemudian dinilai sangat berharga. Tak seorang pun dari luar wilayah Kashmir diperbolehkan memiliki tanahnya. Karena alasan yang sama, warga Kashmir yang merantau tidak pernah melepaskan statusnya sebagai warga Kashmir. Mereka tidak ingin ”kehilangan surga” untuk kali kedua.

Lalu, seperti apa tampaknya surga itu? Kita cermati dari tiga tempat yang paling populer dikunjungi di Kashmir, yaitu Taman Mughal, Danau Dal, dan Gulmarg.

Penerbangan

Dari Jakarta, banyak pilihan penerbangan yang bisa digunakan untuk sampai di Kashmir. Bersama rombongan, akhir September lalu, saya menumpang Garuda Indonesia dilanjutkan dengan Jet Air. Setelah transit di Singapura, kami menuju New Delhi. Bermalam di Delhi, keesokan paginya, perjalanan menggunakan Jet Air dilanjutkan ke Kashmir. Garuda Indonesia dan Jet Air memang tengah bekerja sama untuk jalur wisata di India. ”Potensinya cukup besar,” ujar GSA Manager Jet Airways Defi Bondang.

Hamparan lembah hijau yang dikelilingi perbukitan dan Pegunungan Himalaya tampak dari jendela pesawat. Cerah di akhir musim panas, medio September lalu, menghadirkan pemandangan ”surga” dari ketinggian.

Dengan empat musim, Kashmir punya empat karakter berbeda. Musim semi, antara Maret dan Mei, membuat hamparan bunga aneka warna tumbuh dan menunjukkan kemolekan. Suhu udara berkisar 6-23 derajat celsius. Disusul musim panas yang berakhir Agustus dengan suhu 25-35 derajat celsius. Seluruh lembah tampak seperti mosaik hijau saat musim panas.

Berikutnya, diawali September adalah musim gugur. Untuk sejumlah orang, keindahan Kashmir muncul di akhir September saat dedaunan hijau berubah warna menjadi keemasan, coklat muda, lalu merah. Suhu udara sangat nyaman, berkisar 10-23 derajat celsius.

Musim dingin datang pada bulan Desember hingga Maret. Semua perbukitan dan lembah tertutup salju tebal. Di musim dingin, kawasan perbukitan di Kashmir merupakan kawasan bersalju terbaik di Asia.

KOMPAS/ANTON WISNU NUGROHO Danau Dal di pusat kota Srinagar, Kashmir, India. Di danau ini, wisatawan bisa tinggal di houseboat yang dikelola warga sekitar danau secara tradisional.


Keheningan Danau Dal

Berada di Kashmir saat daun-daun hijau mulai menguning seperti menyaksikan siklus hidup. Juga daun pohon chinar yang menjadi ikon Kashmir. Di Taman Mughal, pohon chinar yang berusia lebih dari 400 tahun, ditanam berjajar. Keteduhannya mengundang orang duduk berdiam menikmati kesejukan. Beberapa di antara mereka tertidur di tengah hari.

Sebagai ikon Kashmir, daun chinar digunakan sebagai motif banyak kerajinan, seperti tenun, rajut, bordir, dan anyam. Daun chinar sangat umum dipakai sebagai motif karpet Kashmir yang terkenal. Menurut warga Kashmir, pohon chinar hanya tumbuh di Kashmir dan Iran.

Setelah menghirup sejuknya Taman Mughal, danau yang luasnya sekitar 25 kilometer persegi kami tuju. Di danau yang diberi nama Dal dan menjadi pusat Srinagar, Kashmir, itu saya dan rombongan akan menginap di houseboat.

Danau Dal yang mulai ditinggali secara massal pada tahun 1960 kini ditinggali sekitar 70.000 warga atau sekitar 7 persen dari warga Srinagar yang berjumlah sekitar 1 juta jiwa itu. Di Danau yang terletak di kaki Pegunungan Zabarwan terdapat setidaknya 300 houseboat. Sisi selatan Danau Dal adalah bukit Shankaracharya dan di sisi barat adalah bukit Hazratbal.

Semua kebutuhan mereka yang tinggal di Danau Dal dipenuhi di danau ini. Ada pasar dan warung apung yang menjual semua kebutuhan. Untuk mobilitas, ada sekitar 5.000 shikaras, perahu tanpa motor yang digerakkan dengan dayung berbentuk hati. Houseboat umumnya berada di tepi danau. Di depan kumpulan houseboat, ada taman lotus yang mekar sempurna sebelum petang. Dalam setahun, masa paling sempurna menikmati mekarnya lotus di Danau Dal secara bersama-sama adalah pada Juli-Agustus.

Houseboat dipertahankan dikelola secara tradisional oleh warga yang tinggal di danau sebagai bagian dari menjaga kawasan dan pemberdayaan. Karena dikelola warga yang kemampuan ekonominya setara, tak ada perbedaan mencolok di antara houseboat. Kunjungan wisatawan menjadi salah satu daya dukung bagi ekonomi warga.

Satu houseboat umumnya terdiri dari empat kamar, satu ruang makan, satu ruang ”keluarga”, dan teras yang menghadap ke taman- taman apung. Ditinggali 10 orang, satu houseboat masih nyaman. Jajaran sofa di ruang ”keluarga” bisa difungsikan sebagai tempat tidur. Untuk yang hendak merasakan keheningan dan sensasi tinggal di danau, houseboat bisa menjadi pilihan tepat.

Meskipun tinggal di tengah- tengah danau, tidak perlu khawatir ketinggalan informasi. Jaringan televisi kabel dan internet tersedia cuma-cuma. Mobilitas juga tidak terbatasi karena shikaras dengan pendayungnya siap dipakai kapan saja dan ke mana saja, termasuk membeli bahan makanan untuk dimasak sendiri di houseboat yang dilengkapi dapur.

Pucuk-pucuk pinus

Setelah bermalam dan menikmati matahari keemasan yang terbit keesokan harinya di Danau Dal, penjelajahan di Kashmir dilanjutkan ke Gulmarg di ketinggian sekitar 2.757 meter di atas permukaan laut. Meskipun jaraknya hanya sekitar 30 kilometer dari Danau Dal, dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam untuk tiba di padang rumput di pegunungan ini.

Meskipun datang di saat yang tidak sempurna, keindahan Gulmarg tetap menggoda. Kebanyakan wisatawan menyatakan, saat paling sempurna datang ke Gulmarg adalah saat salju turun. Namun, padang rumput hijau sepanjang 3 kilometer dengan lebar 2 kilometer yang dikelilingi pegunungan Pir Panjal indah juga dinikmati.

Di sekitar padang rumput, hutan cemara dan pinus berusia ratusan tahun menambah perasaan tenang. Elang yang melayang-layang dan hinggap di pucuk-pucuk pinus kering menambah keindahan. Dengan berkuda, banyak disewakan warga lokal, keindahan Gulmarg layak dijelajahi.

Sekitar 90 menit berada di atas kuda, melintasi padang rumput dan hutan pinus tak terasa lama. Suhu udara sekitar 15 derajat celsius membuat perasaan nyaman untuk berlama-lama. Saat padang rumput dan kawanan domba ada di depan mata, saya berhenti 15 menit untuk menikmati. Terbayang jika musim dingin tiba. Kawasan Gulmarg yang tertutup salju tebal akan tampak seperti tumpukan kapas basah yang dingin.

Sepanjang Desember 2013, semua resor dan hotel bintang lima di sekitar Gulmarg sudah penuh dipesan. Wisatawan biasanya menikmati Gulmarg sambil bermain ski. Ada 100 gondola. Tiap satu menit, ada gondola yang membawa wisatawan dari ketinggian 2.700 meter ke ketinggian 5.000 meter. Di luar musim salju, gondola tetap menjadi daya tarik utama wisatawan selain berkuda.

Di Gulmarg, juga terdapat lapangan golf. Terletak di ketinggian sekitar 2.700 meter di atas permukaan laut, lapangan golf Gulmarg merupakan lapangan golf tertinggi di dunia. Banyak wisatawan menjadikan lapangan golf ini untuk obyek foto panorama yang indah.

Di luar aktivitas itu, Gulmarg menjadi kawasan sempurna untuk berjalan kaki atau trekking. Tersedia penyewaan perlengkapan trekking berikut pemandu lokal. Untuk wisata ini, diperlukan 4-5 hari berikut menginap dalam tenda di kawasan perkemahan di tengah-tengah hutan cemara dan pinus. Beragam satwa liar, seperti harimau dan monyet, bisa dengan mudah ditemui.

Itulah kira-kira gambaran surga versi Kashmir. Bagaimana gambaran surga menurut Anda? (Wisnu Nugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com