Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/12/2013, 17:08 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

KOMPAS.com - Apa yang terbesit jika memasuki dapur? Pastilah alat masak. Namun di dapur yang satu ini terdapat alat masak yang bukan biasa melainkan alat masak serba besar.

Alat masak serba besar ini bisa ditemui di Dapur Umum Sawahlunto yang kini berubah menjadi Museum Goedang Ransoem. Disebut dapur umum, karena memang dulunya bangunan ini berfungsi sebagai dapur untuk mengolah bahan makanan bagi pekerja tambang batu bara.

Di dalamnya berisi mulai dari periuk, wajan, hingga tungku pembakaran. Semuanya berukuran besar. Karena dapur yang dibangun pada masa kolonial Belanda ini, dahulu menyuplai makanan untuk lebih dari 100 orang. Terdiri dari pekerja tambang, pasien rumah sakit dan keluarga pekerja.

Makanya pengolahan makanan pun dalam skala besar. Setiap harinya memasak sekitar 3.900 kilogram nasi. Bisa dibayangkan betapa sibuknya situasi memasak pada saat itu.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Koleksi Menu Makanan di Museum Goedang Ransoem Sawahlunto, Sumatera Barat
Tak hanya alat memasak, koleksi museum juga menampilkan menu-menu makanan yang disediakan kepada pekerja. Mulai dari telur, daging, ikan, sayuran hingga buah-buahan. Menu makanan tersebut tidak terbuat dari bahan-bahan asli. Melainkan dari plastik. Namun bentuknya sangat mirip dengan aslinya.

Tampilan pajangan museum juga menceritakan bagaimana kehidupan pekerja tambang masa itu di bawah tekanan Belanda. Karena banyaknya pekerja, mereka dikenali tidak melalui nama, melainkan berdasarkan nomor. Begitu meninggalpun, nomor mereka yang terpajang pada batu nisan.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Tampilan Batu Nisan Pekerja Tambang di Museum Goedang Ransoem Sawahlunto, Sumatera Barat
Aktifitas memasak skala besar masih berlangsung hingga agresi Belanda ke II. Namun memasuki tahun 1950-an, kegiatan di dapur umum mulai berkurang. Hingga pada tahun 1970-an,  bekas bangunan dapur dimanfaatkan sebagai fasilitas pendidikan dan perumahan karyawan tambang dan sebagai hunian masyarakat hingga awal tahun 2005.

Museum yang berada di Jalan Abdul Rahman Hakim, Sawahlunto ini sejak masa lalu terdiri dari beberapa bangunan. Pabrik es dan rumah potong hewan memiliki tempatnya sendiri bersebelahan tak jauh dari tempat pengolahan makanan.

Namun sekarang museum sudah banyak mengalami renovasi. Sejak tahun 2004-2005, bangunan ditata oleh Wali Kota Sawahlunto, kemudian pada 17 Desember 2005, museum dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Beberapa bangunan dijadikan ruang tampil untuk memperkaya informasi tentang Sawahlunto. Semisal Galeri Etnografi yang menampilkan kebudayaan masyarakat Sawahlunto mulai dari pakaian, senjata, tradisi, sampai kuliner khas Sawahlunto.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Pemandu Museum Goedang Ransoem Sawahlunto Mengenakan Pakaian ala Noni Belanda
Lalu Galeri Melaka yang menampilkan sejarah dan pariwisata Melaka, Malaysia. Salah satu sudut, juga ada IPTEK Center yang menjadi tempat bermain anak-anak mengenai sains dan teknologi.

Museum Goedang Ransoem menerima kunjungan setiap hari Selasa hingga Minggu. Sedangkan jika Anda datang pada saat ada acara-acara tertentu di kota, Anda akan disambut dengan pemandu museum yang mengenakan kostum khusus seperti noni Belanda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Internasional Batik Air dari Makassar, ke Malaysia PP Rp 2 Jutaan

Rute Internasional Batik Air dari Makassar, ke Malaysia PP Rp 2 Jutaan

Travel Update
4 Aktivitas di Pameran Jalur Rempah, Lihat Pameran dan Konser

4 Aktivitas di Pameran Jalur Rempah, Lihat Pameran dan Konser

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Bundaran HI untuk Malam Tahun Baruan, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Bundaran HI untuk Malam Tahun Baruan, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
5 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Bali pada Oktober 2023

5 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Bali pada Oktober 2023

Travel Update
Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

Travel Update
Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Travel Update
10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

Travel Update
15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

Jalan Jalan
Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Travel Update
Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Travel Tips
Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Hotel Story
Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Travel Update
Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Travel Update
6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

Jalan Jalan
Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com