Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/03/2014, 14:20 WIB
KOMPAS.com - Sejarah Romawi dapat dirasakan dengan mendatanginya. Sebuah monumen bersejarah berbentuk kolosium yang teruji melewati masa dengan kekokohan bangunannya sejak zaman antik hingga kontemporer. Sebuah permata yang ditinggalkan oleh bangsa Romawi.

Monumen ini berada di kota Nïmes, menjadi nomor satu di Perancis sebagai arena yang masih terjaga kelestariannya. Terpilih menjadi salah satu dari monumen terindah di dunia. Arena yang berada di tengah kota antik, kaya akan peninggalan Romawi yang padat dengan festival dan pesta.

Kota kecil namun turistik dan simpatik saat berjalan menyusuri jalanan kecil berbatu. Restoran, kafe tempat pelepas lelah kebanyakan memiliki dekorasi interior campuran antara Perancis Provençal dan Occitan. Suvenir yang ditawarkan juga kadang didominasi oleh gambar banteng hitam.

Kota Nïmes juga terkenal dengan pesta corridanya, di mana banteng dilepas, memburu manusia yang berlari ketakutan namun sesekali mengejek keperkasaan si binatang sehingga membuat banteng makin berang.

Kota ini menjadi acuan bagi saya untuk kenalan kami yang akan datang ke daerah Perancis Selatan. Dari sisi transportasi terbilang mudah. Menggunakan kereta dari Paris hanya memakan waktu kurang dari 3 jam, padahal berjarak 720 km. Namun berkat menggunakan kereta berkecepatan tinggi (TGV) maka jarak yang jauh pun menjadi singkat.

DINI KUSMANA MASSABUAU Suasana di dalam Arenes de Nimes.
Dan yang memudahkan adalah stasiun di kota ini menjadi sarana penting untuk pergantian tujuan ke kota lainnya. Tak heran banyak orang yang sengaja, sebelum meneruskan ke tempat wisata lainnya singgah terlebih dahulu di Nimes untuk mengagumi peninggalan antik zaman kejayaan Romawi. Apalagi, dari stasiun kereta, tanpa kesulitan hanya dengan jalan kaki sekitar 5 menit, Arènes de Nïmes langsung menyambut kedatangan kita.

Karena tak terlalu jauh dari tempat saya tinggal, maka mobil menjadi pilihan saya untuk mengunjungi setiap kali membawa kenalan ke kota yang didirikan oleh Nemausus yang menurut legenda adalah anak dari Hercules.

Setelah 14 tahun menjadi penduduk Perancis, entah sudah berapa orang yang saya ajak mendatangi Amphiteater yang tercatat di UNESCO sebagai monumen bersejarah dunia ini. Terakhir saya membawa teman dari Jerman yang datang mengunjungi kami sekaligus pelesir ke beberapa tempat di Perancis. Tentu saja, mereka langsung saya ajak melancong ke Nïmes, dan arena di kota ini yang pertama saya persembahkan kepada pasangan itu.

Teman saya, termasuk orang yang senang melakukan perjalanan, baik dalam maupun luar negeri. Tapi saat mereka berada di depan Arènes de Nïmes ini rasa senang tak bisa saya tutupi melihat kepuasaan mereka. Apalagi saya kenal betul dengan mereka berdua adalah pengagum bangunan peninggalan Romawi.

"Amazing, is extraordinary!". Kalimat pembuka sebagai pujian yang dilontarkan teman saya itu. Dia terkagum, bukan hanya karena arena ini memang memukau, karena saat dirinya berkeliling, keutuhan bangunan yang masih bisa digunakan sebagai tempat acara hingga masa ini yang membuatnya terkagum.

DINI KUSMANA MASSABUAU Turis mancanegara mengunjungi Arenes de Nimes.
Memang, amphiteater di Perancis berjumlah banyak, namun hanya di Nïmes inilah arena berbentuk oval dengan panjang 133 meter dan lebar 101 meter, seolah tak pernah mengalami benturan zaman di masa itu yang padat dengan peperangan.

Padahal pada abad ke-6, Arènes de Nïmes yang dapat menampung sebanyak 24.000 orang di zaman antik itu berubah fungsi menjadi benteng pengungsian bagi penduduknya saat kota ini menghadapi serangan musuh. Serangan musuh yang menyebabkan jatuhnya kekaisaran di masa itu. Penduduk mengungsi dalam arena, menutup lobang-lobang batu, membangun parit di sekeliling arena.

Selama bertahun-tahun yang penuh gejolak kaum Visigoth mencoba bertahan dalam benteng. Sementara di Hispania dan Septimania, keruntuhan kaum Visigoth terus berlangsung, belum lagi invasi bangsa muslim yang datang ke Eropa menaklukan para raja. Perang itu membuat para bangsawan dan penduduknya untuk tetap bertahan dalam Arènes de Nïmes untuk berlindung dari serangan dan gempuran musuh.

Para bangsawan yang telah terbiasa hidup di dalam amphiteater ini, pada abad ke-8 mulai membangun istana. Bahkan dua gereja dibangun. Arena yang pada awalnya digunakan sebagai tempat pertunjukan bangsa Romawi berubah wujud menjadi kota kecil dengan penduduk sekitar 700 orang. Barulah pada 1786, gereja, istana dan rumah penduduk, dihancurkan atas perintah penguasa saat itu.

Pemimpin merasa, kejayaan dan kegunaan dari amphiteater harus dikembalikan ke semula. Mengembalikan penampilan aslinya, memulihkan peninggalan atas kebesaran Romawi. Arsitek Henri Revoil lantas menyelesaikan restorasi monumen bersejarah ini pada abad ke-9.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

5 Aturan Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Dilarang Menyentuh Karya Seni 

5 Aturan Berkunjung ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Dilarang Menyentuh Karya Seni 

Travel Tips
10 Kota Tua di Indonesia untuk Libur Akhir Tahun

10 Kota Tua di Indonesia untuk Libur Akhir Tahun

Jalan Jalan
Harga Tiket Pesawat dari Pangkalpinang Naik Jelang Akhir Tahun

Harga Tiket Pesawat dari Pangkalpinang Naik Jelang Akhir Tahun

Travel Update
5 Aktivitas di Umbul Sigedang-Kapilaler, Berenang sampai Outbound

5 Aktivitas di Umbul Sigedang-Kapilaler, Berenang sampai Outbound

Travel Tips
5 Aktivitas di MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Belajar Membuat Gerabah 

5 Aktivitas di MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Belajar Membuat Gerabah 

Jalan Jalan
Sejarah Jembatan Akar di Yogyakarta, Betulkan Usianya Ratusan Tahun?

Sejarah Jembatan Akar di Yogyakarta, Betulkan Usianya Ratusan Tahun?

Travel Update
Jadwal dan Tarif Kapal Feri Pelabuhan Harbour Bay Batam ke Puteri Harbour Malaysia, Desember 2023

Jadwal dan Tarif Kapal Feri Pelabuhan Harbour Bay Batam ke Puteri Harbour Malaysia, Desember 2023

Travel Update
Nikmati Musik dan Tari Tradisional di Parapuar Labuan Bajo, Pas untuk  Berakhir Pekan

Nikmati Musik dan Tari Tradisional di Parapuar Labuan Bajo, Pas untuk Berakhir Pekan

Travel Update
Wisata Dieng Tetap Buka Saat Libur Nataru 2024 

Wisata Dieng Tetap Buka Saat Libur Nataru 2024 

Travel Update
Target Kunjungan Turis Asing ke Indonesia 15 Juta Orang Tahun 2024, Ini Upaya Mencapainya

Target Kunjungan Turis Asing ke Indonesia 15 Juta Orang Tahun 2024, Ini Upaya Mencapainya

Travel Update
5 Hotel Dekat Stasiun Bandung, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Stasiun Bandung, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Masuk Gratis

Harga Tiket dan Jam Buka MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Masuk Gratis

Jalan Jalan
Umrah Mandiri Vs Umrah dengan Travel Agent, Pilih Mana?

Umrah Mandiri Vs Umrah dengan Travel Agent, Pilih Mana?

Travel Tips
Korea Selatan Berencana Bebaskan Biaya Visa Elektronik untuk Turis Indonesia

Korea Selatan Berencana Bebaskan Biaya Visa Elektronik untuk Turis Indonesia

Travel Update
MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Mengenal Kasongan di Tempat Estetis

MuseumKu Gerabah Yogyakarta, Mengenal Kasongan di Tempat Estetis

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com