Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sawahlunto Bangkit dengan Tambang Tua

Kompas.com - 06/07/2014, 07:16 WIB

”Lebih dari 600 orang menggantungkan hidup dari sana. Perputaran uang tiap tahun mencapai Rp 30 miliar, terbesar dibandingkan dengan ekonomi kreatif lain,” kata dia.

Rita Amril (50), pemilik Arena Songket INJ, contohnya. Dia sukses memperkenalkan songket Silungkang hingga ke luar negeri.

Kerajinan rotan di Silungkang, aksesori dari batubara, dan anyaman di Desa Tumpuk Tangah juga tumbuh. Begitu pula produk kreatif lain, seperti makanan dan cendera mata.

Lumindy Chocolate milik Deni Elita (38), berangkat dari industri rumahan di kampung Sungai Durian, Kecamatan Barangin. Lima tahun lalu, produksinya hanya 5 kilogram cokelat per bulan. Kini, setelah pindah ke pusat kota dan difasilitasi Pemerintah Kota Sawahlunto, dia bisa memasarkan 35 kg cokelat per bulan.

Minimnya hotel di Sawahlunto membuka peluang bagi warga menyediakan rumah inap (homestay). Jumlahnya tumbuh dari hanya 6 buah tahun 2009 menjadi 53 unit pada 2013.

Pasangan Elfanis (72) dan Khairuddin (73), yang mempunyai Homestay Oma di pusat kota Sawahlunto, pada 2012 hanya mampu menyediakan 3 kamar tidur. Kini mereka memiliki 12 kamar yang dikelola serius.

Keberagaman budaya

Aset lain Sawahlunto adalah keberagaman warganya sebagai peninggalan penambangan batubara masa kolonial yang membutuhkan tenaga kerja dari luar kota itu.

Selain etnis Minang, juga ada suku Jawa, Sunda, Batak, Bugis, dan Tionghoa. Masing-masing suku tetap membawa tradisi asal dan meramaikan kota itu.

Etnis Jawa yang berjumlah sekitar 30 persen dari penduduk, masih merayakan Gerebek Suro di Taman Silo di pusat kota. Pada tahun baru Islam 1 Muharam, warga mengusung gunungan berisi hasil bumi sebagai simbol kemakmuran. Gunungan itu juga diperebutkan warga tanpa kecuali seperti laiknya tradisi di Yogyakarta. Bedanya, perayaan itu disertai pawai ondel-ondel yang sebetulnya khas Jakarta.

KOMPAS.COM/FITRI PRAWITASARI Museum Kereta Api di Sawahlunto, Sumatera Barat
Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf mengatakan, keberagaman itu menjadi modal penting untuk pengembangan wisata Sawahlunto.

Selain mempertahankan kekuatan identitas masing-masing, masyarakat juga sangat terbuka pada budaya luar. Tidak mengherankan jika ada orang Minang mendalang wayang kulit.

Ali menambahkan, proses kreatif memunculkan hal baru tetap diselaraskan dengan visi-misi Sawahlunto agar kota itu tetap memiliki kekhasan. Semua detail menyangkut pengembangan infrastruktur pendukung dan fasilitas umum, seperti taman kota dan ruang terbuka hijau, hingga ide segar dari masyarakat terus diperhatikan.

”Jangan mati sebelum melihat Kota Sawahlunto,” ujar Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara periode 2004-2009, Taufik Effendy, saat penganugerahan Leadership Award pada Amran Nur pada 2007. (Ismail Zakaria)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com