Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Wisatawan di Belitung

Kompas.com - 11/08/2014, 08:16 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Indahnya alam Belitung menarik minat wisatawan. Pada triwulan tahun ini saja, terhitung sudah 30.500 wisatawan yang datang. Hal tersebut diutarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kabupaten Belitung.

Sayangnya wisatawan yang datang masih harus dibebani untuk mengeluarkan kocek lebih karena transportasi umum yang minim dan terbatasnya penginapan. “Di Belitung memang masih minim transportasi umum. Tapi bulan ini syukurnya sudah ada taksi, walaupun armadanya masih cukup terbatas. Hanya berjumlah lima buah,” jelas Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung, Jasagung Hariyadi kepada Kompas Travel, di Jakarta, Sabtu (9/8/2014).

Sebelumnya untuk berjalan-jalan di Belitung, wisatawan biasanya menyewa kendaraan. “Kalau penyedia jasa sewa kendaraan sudah banyak. Untuk menjangkau lokasi wisata, biasanya (wisatawan) datang ke rental kendaraan untuk sewa motor atau mobil,” tambahnya.

Sedangkan untuk penginapan, Jasagung mengimbau agar wisatawan memastikan sudah dapat penginapan dan tiket pesawat untuk pulang. “Kadang ini yang menjadi kendala, wisatawan harus memperhatikan dapat penginapan dan tiket pulang sebelum datang ke Belitung agar rencana awal berwisata tidak terganggu.

Menurut Jasagung, saat ini Belitung sudah memiliki banyak penginapan. Hanya saja, lonjakan wisatawan yang terus meningkat kerap membuat penginapan selalu penuh. “Tapi kalau untuk backpacker, Disparekraf Kabupaten Belitung bisa sediakan tempat menginap yang cukup dapat dijadikan tempat istirahat.  Datang saja,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com