Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2014, 19:27 WIB
EditorI Made Asdhiana
JAKARTA, KOMPAS - Sebanyak 16 bangunan yang hampir roboh di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, kembali direnovasi dan akan digunakan untuk berbagai kegiatan kreatif dan komersial. Dengan semakin banyaknya gedung yang direvitalisasi, diharapkan kawasan Kota Tua semakin hidup, tertata, dan menjadi tujuan wisata yang layak.

Penandatanganan nota kesepahaman antara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) selaku pemilik gedung dan PT Pembangunan Kota Tua Jakarta (JOTRC) selaku pelaksana revitalisasi dilakukan di Balai Kota, Selasa (19/8/2014), disaksikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Direktur Utama PT Pembangunan Kota Tua Jakarta Lin Che Wei mengatakan, 16 bangunan milik PT PPI itu berlokasi di Jalan Kalibesar Timur Raya, Jalan Kalibesar Timur IV, Jalan Pintu Besar Utara, dan Jalan Malaka. Bangunan-bangunan ini sudah beberapa kali direnovasi sebelumnya. ”Kondisinya sudah rusak parah dan selama puluhan tahun terbengkalai. Renovasi dilakukan tanpa mengubah fasad dan bentuk bangunan. Perubahan hanya dilakukan di dalam gedung,” katanya.

Selama ini, tidak ada kontrak pemanfaatan yang terwujud. Gedung-gedung milik PPI itu hanya dimanfaatkan ilegal oleh individu dan pihak tertentu sebagai tempat parkir kendaraan bermotor dan gudang.

Bangunan yang akan direnovasi itu bernilai sejarah tinggi. Salah satunya adalah gedung bekas toko kelontong Van Vlueten & Cox yang didirikan pada 1856. Bangunan penting lainnya adalah bekas gedung Tjipta Niaga yang didirikan pada 1912 dan didesain oleh arsitek Ed Cuypers En Hulswit. Gedung ini pernah menjadi kantor Internationale Credit en Handels Maatschappij.

Lin Che Wei mengatakan, renovasi gedung dilakukan di bawah pengawasan arsitek dan pakar renovasi bangunan cagar budaya, Han Awal. Proyek revitalisasi juga melibatkan arsitek lain, seperti Andra Matin, Yori Antar, Ichsan Harja Nugraha, serta arsitek dari firma Office for Metropolitan Architecture (OMA) yang berbasis di Rotterdam, Belanda.

”Proyek revitalisasi diharapkan selesai dalam dua tahun. Kami masih menghitung pembiayaan yang berasal dari konsorsium. Nantinya gedung-gedung itu akan dimanfaatkan untuk pusat kegiatan kreatif, ritel, kafe, restoran, galeri seni, penginapan, kantor, toko buku, dan pusat pengembangan kampus Institut Kesenian Jakarta,” ujarnya.

Direktur Utama PT PPI Wahyu Suparyono mengatakan, ada peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan andaikata Kota Tua bisa menjadi pusat wisata. Bangunan tua di kawasan itu memiliki nilai, tetapi tidak dimanfaatkan.

”Gedung itu tak dipakai, tetapi tetap ada biaya yang dikeluarkan perusahaan. Ini tentu tidak benar sehingga harus dilakukan optimalisasi aset dengan cara memperbaiki kembali gedung-gedung bersejarah ini. Atap bangunan banyak yang berlubang atau hampir roboh, tetapi konstruksinya masih bagus,” katanya.

PT PPI merupakan badan usaha milik negara yang memiliki aset bangunan paling banyak di kawasan Kota Tua. Gedung itu merupakan hasil nasionalisasi atas gedung peninggalan era kolonialisme Belanda. Beberapa gedung sudah direnovasi dan digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti Toko Merah dan gedung Athena Discotheque.

Basuki mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bertekad mengembalikan Kota Tua sebagai permata Jakarta. (FRO)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Monas Week Digelar per 1 Juni 2023, Ada Video Mapping dan Air Mancur

Travel Update
Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Melihat Rumah Multatuli di Rangkasbitung, Cagar Budaya yang Tak Terawat

Jalan Jalan
7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

7 Fakta Sejarah Banda Neira, Surga di Timur Indonesia 

Jalan Jalan
7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

7 Aktivitas yang Bisa Dilakukan di OMAH Library, Tidak Hanya Baca Buku

Jalan Jalan
Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Singapore Airlines Beri WiFi Gratis Tanpa Batas untuk Semua Kelas Kabin

Travel Update
Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Kronologi Pesawat Garuda Rute Manado-Jakarta yang Alami Gangguan Mesin

Travel Update
Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Okupansi Hotel di DIY Saat Libur Panjang Waisak Diprediksi Lebih Tinggi Dibanding Lebaran

Travel Update
Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Panduan Lengkap ke Perpustakaan Saidjah Adinda di Rangkasbitung

Travel Tips
Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Bersantai Sambil Baca Buku di OMAH Library, Nyaman seperti di Rumah

Jalan Jalan
7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

7 Perubahan Perjalanan Kereta Api per 1 Juni Berdasarkan Gapeka 2023

Travel Update
5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

5 Tips Datang ke Animalium BRIN, Datang pada Hari yang Pas

Travel Tips
Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Apakah Boleh Bawa Makanan ke Perpustakaan Nasional?

Travel Tips
Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Viral di Twitter, di Mana Letak Banda Neira?

Jalan Jalan
Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Cara Menuju ke OMAH Library di Tangerang, Harus Sambung Ojek Online

Travel Tips
6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

6 Fakta Tradisi Grebeg Besar di Yogyakarta Saat Idul Adha

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+