Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasakan Gaya Hidup Serba Cepat di Pusat Kota Jepang

Kompas.com - 14/10/2014, 14:48 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

JEPANG, KOMPAS.com - Kota Tokyo mungkin tak cocok bagi Anda yang punya jiwa santai, termasuk saya. Bagaimana tidak, di Tokyo semuanya dilakukan serba praktis dan serba cepat. Kecepatan ini semuanya kentara jelas sejak hari pertama saya dan rombongan De'koffie menginjakkan kaki di negeri matahari terbit ini. Kami terengah-engah ketika harus mengikuti langkah sang tour leader yang terlalu cepat. Kami juga harus berpacu dengan waktu ketika ingin selfie dan berfoto sejenak agar tak ketinggalan rombongan.

Kondisi serba cepat ini, mirip seperti orang yang selalu terburu-buru. Tak ayal hal ini membuat saya cukup lelah untuk bisa mengikuti setiap langkah panjang saat berjalan kaki ataupun makan dengan cepat tanpa ngobrol dan mengulur waktu bersantai di restoran lebih lama.

"Orang Jepang khususnya Tokyo memang geraknya selalu cepat, sedikit waktu untuk bersantai. Kecuali malam hari sepulang kerja," kata Ellie, tour leader kami selama di Jepang.

Gaya hidup yang super cepat ini terlihat hampir di semua sudut kota Tokyo, terutama pada hari kerja. Kebutuham akan gaya hidup super cepat ini nyatanya juga didukung oleh adanya fasilitas yang juga mumpuni. Modernitas dan gaya hidup masyarakat Jepang ini terlihat di lalu lintas manusia super padat dan super cepat di Shibuya yang terkenal, kereta Shinkansen (bullet train), mesin-mesin minuman instan (vending machine), sampai makanan khas Jepang yang nikmat namun praktis, sushi.

1. Shibuya

KOMPAS.COM/CHRISTINA ANDHIKA SETYANTI
                  perempatan shibuya, Jepang yang selalu sibuk dan padat

Sibuknya persimpangan penyeberangan jalan Shibuya barangkali bisa disamakan dengan times square yang ada di New York.

Persimpangan jalan ini menjadi salah satu persimpangan terbesar dan tersibuk di dunia. Selain karena lokasinya yang strategis, Shibuya juga memiliki banyak tempat menarik misalnya, patung anjing Hachiko. Shibuya jhga merupakan kawasan pusat lifestyle dan fashion paling terkini di Jepang. Salah satu pertokoan yang paling terkenal adalah Shibuya 109.

Meski padat dengan masyarakat lokal dan wisatawan, penyeberangan di tempat ini sangatlah teratur. Ketika lampu boleh menyeberang mulai berganti hijau, semua orang yang sudah menunggu di ujung setiap sisi jalan langsung bergerak serempak. Serta merta jalan raya menjadi lautan manusia.

Lautan manusia ini sekaligus juga menjadi melting pot masyarakat dari berbagai negara, Asia, Eropa sampai Amerika. Pergerakan manusia penyeberang ini juga sangat cepat. Meski cepat, tak ada satu pun yang bersenggolan atau menabrak satu dengan yang lainnya. Dalam hitungan detik, ribuan orang dari empat penjuru jalan Shibuya sudah berpindah tempat.

2. Shinkansen

KOMPAS.COM/CHRISTINA ANDHIKA SETYANTI                 Shinkansen, kereta tercepat di Jepang

Kereta menjadi salah satu moda transportasi umum yang dipilih warga Tokyo. Kereta tercepat di Jepang, Shinkansen atau bullet train adalah pilihan paling tepat untuk orang yang punya mobilitas tinggi sekaligus butuh kenyamanan ekstra dalam perjalanan.

Kereta ini mampu berjalan dengan  kecepatan 240–320 km/jam. Di dalam kereta, Anda dijamin bisa duduk nyaman di kursi empuk untuk perjalanan jauh. Kereta yang bergerak sangat cepat membuat Anda tak sempat merasakan getaran roda kereta dengan relnya.

Perjalanan dari stasiun Tokyo menuju stasiun Mishima yang berjarak 120,7 km pun hanya ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit saja.

3. Mesin penjual minuman instan
Kebutuhan akan kecepatan juga merembet dalam gaya hidup mereka. Kesibukan yang sangat tinggi membuat mereka tak punya banyak waktu untuk bisa bersantai. Tentunya ini berbeda jauh dengan kondisi di Jakarta.

Hampir di setiap sudut di kota ini memiliki banyak mesin penjual minuman kaleng instan atau vending machine. Mesin ini menjual aneka minuman kaleng, misalnya jus, teh hijau, bir, cokelat, isotonik, sampai aneka olahan kopi kalengan yang praktis. Mesin ini bisa menghadirkan minuman kaleng yang hangat ataupun dingin.

"Orang Jepang itu selalu minum kopi atau teh.  Mereka jarang minum air putih," ujar Ellie. "Kopi dan teh diminum setiap saat, untuk pengganti air putih," sambungnya.

Kehadiran vending machine ini tentunya memudahkan mereka untuk bisa menikmati minuman kesukaan mereka. Tentunya tanpa perlu menunggu sang barista cafe meracik minumannya atau menunggu antrean yang menghabiskan waktu.

4. Sushi

Makanan khas Jepang yang satu ini juga menjadi salah satu bukti kepraktisan dan gaya hidup serba cepat masyarakat Jepang.

KOMPAS.COM/CHRISTINA ANDHIKA SETYANTIsushi

Makanan ini terlihat sangat mewah dan cantik, namun ternyata proses pembuatannya tak butuh waktu lama. Saya dan rombongan berkesempatan untuk belajar membuat sushi di sebuah sekolah sushi ternama di Tokyo.

Sang chef ahli, mengajarkan kami untuk memotong daging ikan mentah dan membuat nigiri sushi. Setelah membasuh tangan dengan lima tahap pembersihan, tangannya dengan lincah memotong ikan tipis-tipis dan membentuk nasi menjadi bentuk lonjong teratur. Mereka membentuk bola nasi seukuran 20 gr dengan tujuh tahap.

Yang menakjubkan, ketujuh langkah ini dilakukan dalam hitungan detik saja. Namun,mereka harus menahan kecepatannya ketika mengajarkan kami membuat makanan populer ini.

"Saikou (bagus sekali)," kata salah satu chef ketika kami berhasil membentuk sushi dengan baik.

Jika sudah ahli seperti mereka, dalam waktu beberapa menit saja, 10 buah sushi pasti sudah terhidang di dalam kotak bekal makan siang. Selain tak butuh waktu lama untuk membuatnya, sushi juga tergolong makanan yang praktis dan habis dalam satu kali santap. Tak ketinggalan, potongan sushi yang sehat, enak, dan praktis ini juga bisa mengenyangkan perut Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com