Akhirnya, dibangunlah rumah yang bentuknya seperti Keraton Cirebon untuk mewakili rumah adat Sunda. ”Padahal, arsitektur Keraton Cirebon bukan asli Sunda, melainkan gabungan budaya Jawa, Tiongkok, dan Belanda,” ungkap Sri.
Kerajaan Sunda memang ada dan dipimpin Prabu Siliwangi, tetapi belum ditemukan literatur tentang bentuk arsitektur istana kerajaannya.
Indonesia mini
TMII adalah Indonesia mini. Jika kita masuk ke dalamnya, tidak hanya 150 arsitektur rumah adat yang bisa dilihat, tetapi juga lebih dari 10.000 koleksi benda etnografis, puluhan museum, dan arena hiburan modern, seperti kolam renang yang dikelola orang Korea, kereta gantung, kereta angin, dan tentu ikon besar Teater Imax Keong Emas.
Teater yang bentuk luarnya seperti cangkang moluska air tawar keong emas (Pomacea canaliculata Lamarck) ini dibangun pada 1984. Dengan teknologi Imax yang canggih, teater ini menyajikan film dengan layar yang besar untuk menayangkan film-film bernuansa pendidikan.
Sejak didirikan, teater ini telah memutar 20 film impor dan tahun ini pengelola baru saja memasukkan daftar film baru, yakni Madagascar. Masa sewa film-film ini berkisar 1-2 tahun.
Dengan bermacam fasilitas yang disediakan, tak heran jika hingga sekarang TMII masih menjadi tujuan wisata pendidikan yang diminati masyarakat.
Untuk mengukur TMII diminati masyarakat mudah saja. Lihat saja berapa jumlah pengunjung TMII dalam satu hari, terutama saat masa liburan sekolah atau hari besar.
Dengan harga tiket di pintu masuk hanya Rp 10.000 per orang, bisa jadi hal inilah yang mendongkrak jumlah pengunjung ke TMII. Suryandoro, Kepala Humas TMII, mengatakan, harga tiket masuk ke TMII memang sengaja dibuat murah agar siapa saja bisa lebih mudah mengakses TMII. ”Kami sudah mencanangkan TMII menjadi wahana untuk belajar bagi masyarakat,” ujar Suryandoro yang juga seorang penari ini.
Dengan ikon rumah adat dan berbagai pentas budaya yang digelar, mereka yang tidak punya waktu atau biaya untuk mengunjungi sejumlah daerah di Indonesia bisa cukup terhibur dengan TMII. (Lusiana Indriasari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.