Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Jelajahi Tiga Danau Vulkanik di Flores...

Kompas.com - 29/11/2014, 10:52 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

INDONESIA sangat kaya dengan potensi pariwisata yang mengguncang dunia. Karena keunikannya itu, warga dunia atau warga global selalu ingin mencari tahu hal-hal yang unik. Keunikan alam, budaya, pantai dan bawah lautnya menjadi incaran para pelancong yang memiliki dana cukup. Salah satu daerah yang menyimpan rahasia keunikan di wilayah Nusantara ini adalah Pulau Flores, di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pulau Flores sangat terkenal dengan pulau gunung berapi. Berbagai peristiwa letusan gunung berapi selalu terjadi di Pulau Flores, mulai dari Flores barat sampai ke Flores Timur. Akibatnya, berbagai "hano" atau danau dalam bahasa lokal warga masyarakat Manggarai Timur ditemukan. Danau vulkanik terbesar di Nusa Tenggara Timur adalah Danau atau  Sano Nggoang. Sano dalam dialek masyarakat Kempo adalah danau sementara Nggoang artinya menyala. Sano Nggoang diartikan danau berapi atau danau yang sedang menyala.

Wisatawan dari berbagai negara biasanya selalu mengunjungi Laut Mati di Israel. Padahal, di Pulau Flores ada juga Laut Mati yakni Sano Nggoang. Di Sano Nggoang tidak ditemukan binatang-binatang air yang hidup, sebab danau itu adalah danau yang penuh dengan belerang.

Bahkan setiap bulan Februari, ada letusan berapi di tengah laut. Warga sekitar mendengar bunyi letusan. Dan apabila masyarakat sudah mendengarkan letusan Sano Nggoang, maka pada keesokan harinya warga berada di pinggir kali untuk memungut binatang air seperti katak, udang, ikan dan lain-lainnya.

Selain danaunya teduh, wisatawan juga bisa mandi air panas di ujung Danau. Bahkan, apabila masyarakat terkena penyakit kudis, warga pergi membersihkannya dengan mandi di air panas tersebut.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Danau Sano Nggoang di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Konon, diceriterakan secara turun temurun, mengapa ada Sano Nggoang. Dikisahkan, ada dua warga masyarakat di Kampung sekitar itu. Dua warga itu adalah Si Buta dan Si Pincang dan seekor anjing untuk menjaga keduanya. Orangtua dari kedua anaknya pergi di kebun. Nah, saat Si Buta dalam keadaan lapar, ia mau masak nasi. Lalu, dengan perantaraan seekor anjing minta api kepada Si Pincang. Si Pincang memberikan sebatang api yang diikat di ekor anjing untuk dibawa ke rumah Si Buta.

Saat api sudah tiba di rumah Si Buta, anjing kembali bermain. Ketika Si Buta hendak menyalakan api untuk memasak nasi, tiba-tiba muncul seseorang yang tidak diketahui asalnya bertanya kepada Si Buta, mau masak apa, apakah masak nasi bubur atau nasi kering. Si Buta menjawab mau masak Nasi bubur. Seketika itu mulai berubah nasi yang ada di periuk dan perlahan-lahan rumah Si Buta penuh dengan nasi bubur sampai akhirnya tenggelam. Dan mulai saat ini lokasi di sekitar berubah menjadi danau.

Marianus Samsung, staf Komunikasi dan relasi Media, LSM Burung Indonesia Program Mbeliling kepada Kompas.com, Selasa (25/11/2014), menjelaskan, tinggi danau Sano Nggoang adalah 757 meter dari permukaan laut (DPL) dan luasnya 513 hektar dan ke dalamnnya 600 meter. Danau ini adalah danau vulkanik aktif terbesar di Nusa Tenggara Timur.
                
Cara Menjangkaunya

Wisatawan yang datang dari arah Bali menggunakan maskapai penerbangan turun di Bandara Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Dari Bandara Komodo, wisatawan domestik bisa menyewa kendaraan roda empat apabila mau langsung mengunjungi Danau Sano Nggoang. Dari Labuan Bajo, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat berjalan melintasi jalan Transflores menuju ke arah timur.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Pelabuhan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Jalannya sangat bagus, dari Labuan Bajo melintasi jalan mendaki sambil melihat keindahan kiri kanan jalan juga melihat warga menjual pisang di pinggir jalan Transflores. Sesudah itu belok di pertigaan Bambor dan berjalan melintasi jalan raya menuju ke Danau Sano Nggoang. Sambil melintasi jalan, wisatawan dapat berjumpa dengan warga masyarakat Manggarai raya yang ramah menyapa setiap tamu yang berkunjung.

Nah, tibalah di Danau Sano Nggoang. Di sana wisatawan dapat mengeliling danau dengan dipandu warga lokal. Bahkan berjalan kaki menuju bukit untuk melihat keseluruhan danau tersebut. Siapa pun wisatawan pasti menggagumi keunikan danau tersebut yang tidak ada duanya di Nusa Tenggara Timur.

Danau Ranamese

Setelah itu kita mengendarai kendaraan balik ke Jalan Transflores menuju ke Danau Ranamese. Sebelum tiba di Danau Ranamese, kita dapat melihat keindahan alam di kiri kanan jalan dan bisa berwisata ke rumah adat bermotif Manggarai berkerucut ke atas di Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Danau Ranamese di Ruteng, Nusa Tenggara Timur.
Mata wisatawan dimanjakan dengan keindahan persawahan di Manggarai raya sebelum tiba di Danau Ranamese. Nah, tibalah di Danau Ranamese yang berada di pinggir jalan Transflores.

Danau ini berada di wilayah hutan Taman Wisata Alam Ruteng dan berada di bawah Gunung Ranaka. Apa yang bisa dilihat di danau ini? Wisatawan bisa melihat keteduhan airnya, ada sejumlah ikan, serta danaunya bersih. Saat duduk di pinggir Danau Ranamese, wisatawan bisa menikmati suara burung-burung di sekitar danau.

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam wilayah II Ruteng, Ora Yohanes, luas Danau Ranamese lima hektar dan kedalamannya mencapai 42 meter. Berbentuk corong, danau ini bekas kawah pada zaman letusan gunung berapi.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Danau Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Sebelum ke Danau Tiga Warna Kelimutu, ada sejumlah danau kecil yang berada di sepanjang jalan Transflores, yakni Danau Kecil Ranaloba, Air Panas Rana Masak yang berada di Kabupaten Manggarai Timur. Selain itu di bagian Utara Manggarai Barat ada Danau Hano Limbung. Namun, jalannya sangat parah, selain di bagian utara Manggarai Timur ada Danau Rana Kulan. Woow, ternyata Pulau Flores penuh dengan keajaiban alam.

Danau Tiga Warna Kelimutu

Nama Danau Tiga Warna Kelimutu sudah terkenal di seluruh dunia. Danau ini berada di puncak Gunung Kelimutu. Bahkan, nama danau itu sudah tercantum dalam buku wisata dunia Lonely Planet yang terbit di Inggris.

Sebelum mengunjungi danau tersebut, wisatawan harus menginap di Kampung Moni. Pasalnya, kalau menginap di Kota Ende sangat jauh. Ada berbagai hotel di Kampung Moni yang disediakan kepada wisatawan dengan harga terjangkau.

Sebelum matahari terbit, wisatawan harus mulai berangkat dari Kampung Moni pada waktu subuh menggunakan mobil. Disarankan menyewa kendaraan roda empat untuk menuju ke bukit Kelimutu. Dari Kampung Moni ke kawah tiga warna Kelimutu ditempuh satu jam perjalanan dengan kendaraan roda empat.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Danau Kelimutu di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Lebih baik, wisatawan tiba sebelum matahari terbit, karena nampak keindahan Danau Tiga Warna Kelimutu. Setelah wisatawan tiba di sana dijamin diselimuti rasa heran dan kagum terhadap keunikan yang disuguhkan alam Danau Kelimutu kepada manusia. Wow... betapa indah pariwisata di Pulau Flores ini. Yang ada dalam hati kita ungkapan-ungkapan rasa takjub atas keajaiban bumi Flores, Nusa Tenggara Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com