Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Cecer, Pusat Tarian Caci dan Kerangkuk Alu di Flores

Kompas.com - 05/12/2014, 10:23 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

Kaum laki-laki di Kampung Cecer masih membuat alat-alat tarian caci berupa Gendang, Nggiling (alat tangkis saat caci).

Warga Masyarakat Kampung Cecer juga bekerja sama dengan Yayasan Burung Indonesia untuk tetap menjaga konservasi hutan Mbeliling. Bentang alam Mbeliling terdapat burung Endemik Flores. Bentang alam Mbeliling selalu dikunjungi oleh para peneliti burung di dunia serta tujuan wisata Burung bagi turis yang memiliki minat khusus pada burung.  

Ribuan wisatawan asing dan domestik sudah mengunjungi kampung ini. Bahkan kunjungan itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat yang mereka bentuk dalam sebuah koperasi.

Selain itu, pada  Februari 2014 lalu, seorang turis dari Denmark ikut menari dalam tarian tradisional warga masyarakat Kampung Cecer yang lazim disebut Tarian Kerangkuk Alu.

Kampung Cecer yang tidak jauh dari jalan negara Labuan Bajo-Ruteng dan sangat mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Kampung Cecer merupakan satu-satunya kampung di Kabupaten Manggarai Barat yang tidak jauh dari Kota Labuan Bajo yang selalu menampilkan atraksi budaya, baik dalam pesta adat di kampung maupun saat ada kunjungan wisatawan yang ingin menyaksikan tarian Caci dan tarian-tarian khas lainnya yang masih dipertahankan warga masyarakat.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Penari Caci siap beraksi di Kampung Cecer, Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Jarak tempuh dari Kota Labuan Bajo menuju ke Kampung Cecer dengan menggunakan kendaraan roda dua bisa ditempuh 45 menit. Jika menggunakan kendaraan roda empat bisa ditempuh selama satu jam.

Ketua Sanggar Riang Tana Tiwa Kampung Cecer, Kristoforus Nison kepada Kompas.com mengungkapkan, pihaknya tidak mencatat kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Kampung Cecer. Tetapi, setiap bulan pasti ada kunjungan grup dari wisatawan yang ingin menyaksikan tarian Caci, tarian Ndundu Ndake.

"Tahun 2013 kami menerima kunjungan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu untuk menyaksikan dari dekat keunikan-keunikan di Kampung Cecer, selain tarian Caci juga melihat produk-produk ekonomi kreatif yang dikembangkan masyarakat.

Kristoforus mengungkapkan, warga masyarakat merasa terhormat dengan kunjungan Pangeran Denmark Andre Henrik Kristen bersama dengan rombongan yang diundang Yayasan Burung Indonesia bersama dengan WWF Indonesia. Ini merupakan kunjungan sebuah penghargaan dari Negara Denmark untuk melihat keaslian budaya Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur).

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Tarian Ndundu Ndake di Flores Barat, Nusa Tenggara Timur.
"Kami menerima dengan senang hati dan menampilkan tarian Caci, tarian Ndundu Ndake, Tarian Kerangkuk Alu. Tarian Ndundu Ndake Manggarai Barat sudah masuk rekor Muri Indonesia. Selain  itu kami menyuguhkan kekhasan pakaian adat Manggarai Raya berupa kain songke, selendang Songke serta kerajinan tangan kaum ibu dengan menganyam tikar kas Manggarai Raya," katanya.

”Kami sangat senang atas kunjungan istimewa dari Pangeran Denmark ke kampung Cecer. Kunjungan ini memberikan semangat kepada kami masyarakat Cecer untuk terus mempertahankan warisan budaya yang baik yang sudah diberikan leluhur di kampung ini,” sambungnya.

Warga masyarakat Kampung Cecer merasa bangga dikunjungi Pangeran Denmark bersama dengan rombongan. Warga lantas menampilkan berbagai atraksi budaya, mempromosikan kopi Tuk Bambam yang diolah secara alamiah dengan cara menumbuk kopi. Kopi Tuk Bambam merupakan hasil olahan dari kopi Arabika dan sejenisnya dari sekitar Kampung Cecer.

Di Kampung Cecer, selain, menyaksikan atraksi budaya, juga berlimpah buah-buah segar, mulai dari nanas, pisang, rambutan dan durian. Bahkan ada minuman lokal dari enau. Bahkan, warga masyarakat di Kampung Cecer sangat terbuka menerima tamu-tamu dengan penuh ramah.

Ketua Tim Leader Burung Indonesia Program Mbeliling, Tiburtius Hani menjelaskan, Kampung Cecer masuk dalam areal dampingan Yayasan Burung Indonesia program Mbeliling.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Pakaian adat Manggarai di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Selain memberikan pendampingan konservasi lingkungan hidup serta menjaga kelangsungan kehidupan burung di bentang alam Mbeliling, lanjut Tiburtius, fasilitator lapangan dari Burung Indonesia memberikan pendampingan untuk mempertahankan kerajinan-kerajinan lokal seperti kaum perempuan tetap menganyam tikar, melatih menari seperti Tarian Ndundu Ndake dan Tarian Kerangkuk Alu dan kaum laki-laki tetap mempertahankan keunikan Tarian Caci.

Camat Mbeliling, Fransiskus Selatan mengatakan, Pemerintah Kecamatan Mbeliling berterima kasih kepada Pangeran Denmark bersama rombongan yang mengunjungi Kampung Cecer. ”Saya minta tolong dipromosikan ke relasi-relasi Denmark mengenai keunikan dan keaslian budaya Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur di Kampung Cecer,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

Travel Tips
6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

6 Tips Wisata Hemat ke Kepulauan Gili Lombok NTB

Travel Tips
Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Wahana dan Fasilitas Wisata di Kampoeng Anggrek Kediri

Jalan Jalan
Kampoeng Anggrek Kediri: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Anggrek Kediri: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com