Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Cermin, Sinar Penyelamat

Kompas.com - 09/12/2014, 12:55 WIB
BATU Cermin dapat ditempuh 15 menit dengan kendaraan, bahkan banyak pengunjung berjalan kaki dari tempat penginapan di pusat kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Di lokasi itu terdapat batu raksasa mirip bangunan gedung dengan stalagmit dan stalaktit di dalamnya.

Di celah-celah batu berbentuk goa dan ruangan 150 meter persegi itu, sinar matahari masuk menyinari kegelapan goa. Adanya cahaya yang masuk ke dalam goa itulah yang menyebabkan warga setempat menyebut tempat itu dengan nama Batu Cermin.

Kendaraan pengunjung dapat diparkir di pelataran sekitar 70 meter dari Batu Cermin. Pengunjung lalu berjalan kaki menuju Batu Cermin.

Pintu masuk goa Batu Cermin ada dua. Jika tidak ada pemandu, pengunjung bisa keliru masuk ke dalam goa karena tidak ada tulisan petunjuk tentang pintu masuk dan pintu keluar. Pemandu lokal sangat penting, mengarahkan pengunjung ke mana saja kita harus melangkah agar tidak tersesat atau masuk ke lubang yang tidak dipahami.

Susunan batu kapur yang berada di areal seluas hampir 700 meter persegi itu setiap hari dikunjungi 10-50 orang. Mereka adalah turis asing dan lokal yang ingin melengkapi kunjungan mereka ke Pulau Komodo dengan mendatangi obyek wisata di Labuan Bajo, termasuk Batu Cermin.

Sekitar 10 meter dari pintu utama lantai satu goa terdapat 15 anak tangga. Namun sayang, tangga itu dibangun tidak disesuaikan dengan bentuk, struktur, dan guratan asli goa sehingga tampilannya merusak pemandangan asli goa.

Di lantai dua goa ada ruangan mirip sebuah gedung dengan ”lampu neon” raksasa yang tengah memancar dari atas bubungan atap, yakni sinar matahari. Sinar itu masuk menelusuri celah batu raksasa yang membelah dua di bagian puncak batu. Masyarakat setempat menyebutnya ”Batu yang sedang bercahaya atau Batu Cermin”.

Dua tiang batu berdiameter sekitar 100 sentimeter dengan ketinggian sekitar 10 meter berdiri terpisah mengarah ke puncak goa. Tiang batu itu mengundang rasa heran pengunjung karena bentuknya seperti karya tangan seorang pemahat dengan daya imajinasi tinggi.

Pengunjung pun tak bosan-bosan mengabadikan dua tiang batu kapur stalagmit itu. Tiang itu seperti dicor dari dasar goa, kemudian ujungnya meruncing, tanpa menopang dinding goa. Sementara bagian kiri kanan dinding terdapat stalaktit, batangan kapur yang terdapat di langit-langit goa dengan ujung meruncing ke bawah.

Di bagian depan dari dua tiang itu terdapat ruangan di dalam goa dengan luas sekitar 150 meter persegi, diapit dua belahan batu goa. Di puncak goa terdapat batu karang menjulang dengan ketinggian sekitar 5 meter. Di samping batu karang tumbuh pohon berdiameter sekitar 40 sentimeter melewati ketinggian batu karang.

Dua lorong

Di goa berukuran 150 meter persegi itu terdapat dua lorong. Di pintu masuk lorong kiri terdapat 10 helm yang sengaja diletakkan sebagai alat pengaman bagi pengunjung yang masuk ke dalam lorong kiri.

Pengunjung yang masuk ke dalam lorong kiri harus didampingi dan menggunakan lampu atau alat penerangan, selain helm. Di situ terdapat terowongan sangat gelap dengan panjang sekitar 15 meter dan melewati tikungan dinding batu berbahaya. Tak ada jalan keluar di bagian ujung. Pengunjung harus berbalik arah ke ruang semula, lalu keluar ke arah kanan.

Di lorong ke arah kanan masih terdapat pelataran berukuran sekitar 10 meter x 15 meter yang sangat indah. Sebagian pengunjung menyebutnya Taman Eden.

Di sebelah kiri dari pelataran itu ada celah untuk pengunjung keluar. Ada lima anak tangga yang sengaja dibangun untuk mempermudah pengunjung keluar dari goa itu. Pintu keluar tersebut ternyata berdekatan dengan pintu masuk goa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com