Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Geliat Wisata Bawean

Kompas.com - 02/01/2015, 11:41 WIB
MATAHARI hampir tergelincir menghilang di ufuk barat saat sekelompok pemuda bercengkerama di ujung bandar udara Pulau Bawean yang masih setengah jadi, akhir Oktober silam. Sorot sinarnya yang menjingga mencipta siluet perahu nelayan yang menjauh dari daratan. Begitu menenteramkan jiwa.

Keindahan Bawean di kala senja hanya sebagian kecil dari potensi wisata di pulau seluas 194,1 kilometer persegi tersebut. Masih banyak lagi potensi terpendam di pulau yang terletak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, ini. Kemolekannya belum banyak diketahui publik karena terkendala infrastruktur, minimnya promosi, dan keterbatasan sarana transportasi.

Pulau Bawean dikelilingi oleh sepuluh pulau kecil, antara lain Gili Timur, Karangbila, Noko, Gili, Selayar, Nusa, Manukan, Cina, dan Batukebo. Keindahan di pulau- pulau di sekitar itulah yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

Sebut saja pesona bawah laut di sekitar Pulau Cina yang masih kaya akan biota laut, serta hamparan pasir putih nan rupawan di Pulau Noko yang patut dikunjungi. Di Pulau Bawean sendiri terdapat tempat penangkaran Rusa Bawean (Axis kuhli) yang merupakan satwa endemik pulau ini, Danau Kastoba, sumber air panas Kebun Daya, dan air terjun Laccar.

Dalam Ekspedisi Bawean yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur akhir Oktober lalu, berbagai potensi wisata tersebut coba diperkenalkan. Bahkan, panitia penyelenggara juga mengadakan pengibaran bendera Merah Putih berukuran 12 meter x 8 meter dan kain batik di Pantai Labuhan Bawean, untuk menunjukkan potensi bawah laut di kawasan tersebut yang selama ini belum dikenal publik.

Seusai pengibaran bendera, juga dilakukan penyelaman di sisi selatan Pulau Cina. Di titik penyelaman ini cukup beragam biota laut yang dapat dilihat, seperti table coral (karang berbentuk meja), ikan karang, belut laut, murai, bintang laut, dan kerang kima. Namun, sebagian terumbu karang mulai rusak akibat penggunaan potasium oleh nelayan.

”Kalau tempat ini dikelola dengan baik, tidak perlu jauh-jauh ke Bali atau Karimun Jawa kalau ingin menyelam,” ujar Sumarjono, salah seorang penyelam yang turut dilibatkan dalam ekspedisi Bawean.

Namun sayang, wisatawan yang datang ke Bawean untuk menyelam masih dapat dihitung dengan jari. Belum adanya sarana dan prasarana pendukung, seperti tempat penyewaan alat selam dan pusat informasi bagi wisatawan, membuat sejumlah turis enggan datang secara khusus untuk menyelam.

Erfan (30), nelayan di Desa Teluk Jati Dawang, Pulau Bawean, mengungkapkan, wisatawan yang datang ke Bawean untuk menyelam atau sekadar snorkeling sangat jarang. Erfan berharap, Bawean dapat dipromosikan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. ”Jadi, nelayan juga ada tambahan penghasilan dari menyewakan perahu kepada turis yang mau menyelam atau sekadar jalan-jalan ke pulau lain,” katanya.

KOMPAS/Adi Sucipto Foto Kapal Express Bahari 1 C yang melayani rute Gresik-Bawean
Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim mengatakan, kendala utama untuk mengembangkan pariwisata Bawean adalah sarana transportasi. Baik warga maupun wisatawan hanya mengandalkan transportasi laut yang sangat bergantung pada kondisi cuaca. ”Saat musim angin besar pada Januari atau Agustus, transportasi laut jadi seret,” kata Qosim.

Selama ini, untuk menuju Pulau Bawean yang berjarak sekitar 128 kilometer dari Pelabuhan Gresik, pengunjung dapat menggunakan kapal penyeberangan KMP Gili Iyang dengan waktu tempuh delapan jam, serta kapal cepat KM Express Bahari dan KM Natuna Express, masing-masing dengan waktu tempuh empat jam. Transportasi laut ini beroperasi setiap hari secara bergantian.

Faisyal Akli (35), warga Bawean, berharap agar bandara dapat segera dioperasikan sehingga baik warga maupun angkutan barang tidak hanya dilakukan lewat laut. Alasannya, jika terjadi cuaca buruk dan gelombang tinggi, harga kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak bisa naik dua hingga tiga kali lipat.

Sayangnya, pengoperasian bandara Bawean dipastikan molor dari target semula, yakni akhir tahun 2014. Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta Kementerian Perhubungan untuk mempercepat proyek pembangunan bandara tersebut. ”Soalnya ini proyek pemerintah pusat sehingga kami tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali minta agar segera dioperasikan,” katanya.

Di samping obyek wisata alam, Bawean juga memiliki sejumlah desa penghasil produk kerajinan tangan dan makanan khas yang dapat menjadi buah tangan ketika berkunjung ke pulau tersebut. Salah satu makanan yang diburu adalah kerupuk posot-posot dan martabak khas Melayu yang dikenal dengan nama mutabeb.

Hamsiyah (50), pemilik usaha kerupuk posot-posot, dapat menjual rata-rata 50 bungkus kerupuk per hari. Kerupuk seharga Rp 15.000 per bungkus yang terbuat dari ikan tongkol dan tenggiri itu dipasarkan tidak hanya di Surabaya dan Gresik, tetapi juga dibawa hingga ke Malaysia dan Singapura untuk oleh-oleh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com