Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis di Bali Jarang Beli Suvenir lewat Pedagang Acung

Kompas.com - 13/01/2015, 13:45 WIB
DENPASAR, KOMPAS.com - Aneka barang seni sentuhan perajin Bali dipasarkan hingga ke mancanegara sehingga turis asing yang berlibur ke Pulau Dewata jarang membeli cendera mata di pedagang acung atau pengasong.

"Tidak itu saja, di Bali pada setiap sudut juga bermunculan pasar oleh-oleh yang menjajakan barang kerajinan khas daerah ini, sehingga semakin menjauh turis asing dari pengasong," kata Ketut Suamba, seorang pedagang asongan yang dijumpai di pelataran Museum Bali di Denpasar, Selasa (13/1/2015).

"Tamu luar negeri yang berjalan-jalan di Pantai Kuta, Sanur maupun di obyek wisata Kota Denpasar jarang mau membeli barang seni di pengasong," sambung pria setengah baya itu yang mengaku sudah menggeluti bisnis sebagai pengasong sejak belasan tahun silam

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA Pasar seni di Gianyar, Bali.
Suamba menuturkan, sejak peristiwa Bom Bali 2002, kondisi pengasong semakin kurang menguntungkan, karena turis asing jarang mau membeli barang seni di jalanan dan sekarang semakin bermunculan investor membangun pasar swalayan khusus menjajakan barang cendera mata untuk turis.

"Lain halnya tahun 1970-an, turis asing terutama asal Eropa paling gampang mengeluarkan dollar untuk membeli barang kerajinan terutama patung kayu, lukisan karya seni anak-anak muda Ubud, perhiasan dan kain tenunan khas Bali," kata pria berusia 45 tahun itu.

Ketut Subrata, seorang pramuwisata yang pernah menjadi pengasong barang seni di Pantai Kuta sekitar tahun 1990-an membenarkan sekarang orang asing jarang membeli cendera mata ke pengasong melainkan langsung ke toko-toko seni yang ada.

"Pasar seni yang banyak ada di Bali dengan memperdagangkan aneka barang dengan harga standar ramai dikunjungi turis dalam dan luar negeri, karena mereka merasa aman dan nyaman, berbelanja di toko oleh-oleh khas Bali," kata Subrata.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO Pedagang menata kerajinan yang dijual di Pasar Ubud, Bali, beberapa waktu lalu. Ubud, sebagai salah satu kawasan yang dikunjungi banyak wisatawan asing, menjadi tempat yang potensial untuk memasarkan aneka produk kerajinan. Selain dari Bali, kerajinan yang dipasarkan di tempat ini juga dipasok dari sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Menurut Subrata, pengasong kini sudah berkurang. Padahal tahun 1980-an banyak pengasong di Pantai Kuta yang mendapat teman orang asing, sekaligus memberikan modal sehingga ada pengasong kini menjadi pengusaha hotel.

"Ada bekas pengasong di Bali kini mengelola museum, rumah makan dan penginapan. Ada pula mantan pengasong yang kini menjadi mengelola hotel di Tabanan dengan investasi dari orang Australia," tambah pria setengah baya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com