Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nostalgia Van Gogh dan Victoria Beckham

Kompas.com - 24/06/2015, 11:52 WIB
KEJAYAAN seni masa lampau masih tertoreh di setiap sudut bangunan Kunstkring, Jakarta. Pada era 1930-an, Kunstkring menyuguhkan karya pelukis dunia, seperti Pablo Picasso, Marc Chagall, Paul Gauguin, dan Vincent van Gogh. Karya mereka dipinjam dari berbagai museum di Eropa.

Karya seni rupa kelas wahid itu tidak hanya dipamerkan di Jakarta, tetapi juga dibawa ke cabang-cabang Kunstkring di 26 kota di Indonesia. Sebuah iklan koran hitam putih pada masa itu menunjukkan, karya maestro dunia itu bisa dikecap di kota-kota kecil yang jauh dari pusat pemerintahan, seperti Jombang, Kediri, Cepu, hingga Deli Serdang.

Kini, pengelola Gedung Kunstkring berupaya merawat ”semangat” itu melalui beragam pameran seni rupa dan pertunjukan seni. ”Kami ingin mengembalikan lagi fungsi bangunan sebagai pusat seni yang gemilang,” kata Rosiany T Chandra, Manajer Public Relation Grup Tugu Hotel dan Restoran, yang kini mengelola Kunstkring.

Mari kita tengok agenda seni di bulan Juni. Kunstkring menggelar pertunjukan balet, pameran perhiasan, dan pameran fotografi. Pekan lalu, 20 foto bertajuk ”Seen by Heart” yang bercerita tentang keindahan negara Georgia, karya fotografer Ariane Ratna Aju Dewi Elisabeth Asmadiredja, dipamerkan di sana.

Diresmikan pada tahun 1914, Kunstkring menjadi pusat kegiatan budaya dengan sistem jejaring ke seluruh penjuru Hindia Belanda. Berumur lebih dari satu abad, hingga kini bangunan dua lantai Kunstkring dengan menara-menara tingginya tetap tegak berdiri di Jalan Teuku Umar I, Jakarta Pusat.

Kunstkring memiliki ruang pameran berukuran 23 meter x 11,50 meter. Pada era kejayaan Kunstkring, seluruh dinding ruang pamer di lantai dua ditutupi dengan kain warna emas. Lukisan yang dipamerkan digantung di batang tembaga. Tercatat, bukan hanya pelukis asing, karya maestro Indonesia S Sudjojono pernah dipamerkan di sini.

Arsitektur rasionalis

Tak hanya sebagai ruang pamer seni rupa, Kunstkring berupaya mengembalikan fungsinya sebagai lokasi pertunjukan seni. Pada tahun 1926, Kunstkring juga mendatangkan penari kelas dunia, Ruth St Denis dan Ted Shawn, yang merintis tari modern untuk tampil keliling Pulau Jawa. Di daerah yang dikunjungi, para penari asing ini belajar tari jawa ataupun tari bali lalu mengadaptasi dan membawanya ke Amerika.

Pada 1929, giliran seniman balet dunia Anna Pavlova yang tampil di Indonesia, termasuk di Gedung Kunstkring. Selama satu bulan, Pavlova bersama tim penari yang terdiri atas 60 orang berkeliling dari kota ke kota. Mereka antara lain singgah di Yogyakarta dan Surakarta dan belajar tari jawa dari keraton. Pertunjukan Pavlova di Jakarta kala itu mampu membuat lalu lintas macet.

Kunstkring juga unggul dari segi arsitektur bangunan. Ia menjadi salah satu bangunan tertua yang pertama kali menggunakan beton bertulang di Indonesia. Karena itu, tak ada renovasi besar-besaran yang perlu dilakukan untuk memperkuat bangunan yang sudah berdiri kokoh.

Desain Kunstkring mengikuti prinsip arsitektur rasionalis yang dikenal sebagai New Hindia Style yang pada dasarnya menggabungkan unsur-unsur tropis. Bentuk bangunan yang dicat putih ini lebih mengedepankan pendekatan fungsional dengan mengurangi elemen dekorasi. Pintu dan jendela di Gedung Kunstkring dibuat tinggi sehingga memungkinkan ventilasi silang untuk mendinginkan ruangan.

Begitu memasuki pintu muka, pengunjung masuk ke lorong menuju ruang yang diberi nama Ruang Diponegoro. Sebuah lukisan berjudul ”The Fall of Java” berukuran 9 x 4 meter memenuhi salah satu dinding ruangan. ”The Fall of Java” menjadi lukisan ketiga di dunia—setelah lukisan karya JW Pieneman dan Raden Saleh—yang berkisah tentang sejarah penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda yang mengakhiri Perang Jawa (1825-1830).

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Ruang di lantai dasar yang difungsikan sebagai restoran, Jumat (12/6/2015). Gedung ini dibangun tahun 1902.
Ruang Diponegoro kini berfungsi sebagai restoran. Sajian makanan di restoran cukup unik dengan konsep rijsttafel, yaitu penyajian makanan berurutan yang dikenalkan oleh Belanda sekitar tahun 1910. Tugu Kunstkring menyajikan rijsttafel Betawi menggunakan musik tradisional dengan pelayan memakai pakaian tradisional Betawi era 1910-an. Rijsttafel ini antara lain pernah dicicipi oleh Victoria Beckham.

Bersebelahan dengan restoran, terdapat ruangan dengan konsep yang sama sekali berbeda dengan ruang lain, yaitu Suzie Wong Bar. Bar ini lebih bernuansa oriental dengan poster film The World of Suzie Wong yang diperoleh dari Bioskop Megaria pada era tahun 1960. Bar semakin hidup dengan hiasan becak serta papan nama Nam Kok yang merupakan
properti asli film Suzie Wong. Dulunya, ruang tersebut adalah kantor untuk ikatan seni serta perwakilan seniman.

Menara kembar

Anak tangga menuju lantai dua istimewa karena terbuat dari beton semen-granit dengan pegangan tangan dari logam kuningan. Dinding di sekitar tangga setinggi 8 meter ini menjadi gantungan karya reproduksi pelukis Belanda, Rembrandt, dan dua lukisan indah yang disumbangkan oleh produser film Max Fleischer.

Ketika memasuki ruang makan, kita sekaligus memasuki bagian dalam menara kembar, yang merupakan penanda gerbang memasuki wilayah Gondangdia. Bagian dalam menara masih menyisakan aksen batu bata yang belum diplester.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Tampak luar

Selain galeri seni, lantai dua juga memiliki ruangan dengan nama pahlawan. Dinding ruangan Soekarno dihiasi lukisan Soekarno ketika dipenjara di Bandung serta lukisan Soekarno dengan tiga penari legong. Pada masa awal Gedung Kunstkring, ruangan ini berfungsi sebagai kelas seni dan kursus melukis.

Sejarah fungsi Gedung Kunstkring digambarkan lewat foto-foto yang dipajang di dinding. Kunstkring berfungsi sebagai pusat seni hingga tahun 1936. Ia sempat digunakan sebagai kantor pusat Majelis Islam A’la Indonesia (1942-1945) dan kemudian menjadi Kantor Imigrasi Jakarta Pusat (1950-1997).

Tanpa mengubah keindahan arsitekturnya, gedung legendaris Bataviasche Kunstkring dibuka kembali dengan nama Tugu Kunstkring Paleis oleh Grup Tugu Hotel dan Restoran pada April 2013. Lewat kehadiran Kunstkring, waktu seolah berputar terbalik kembali ke masa lampau.
(Mawar Kusuma)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

3 Mall Solo dekat Stasiun Purwosari, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Minimarket di Jepang dengan Latar Belakang Gunung Fuji Timbulkan Masalah

Travel Update
Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com