Nyatanya, di Singapura, pada saat ini, sudah ada tiga outlet Ayam Penyet Presiden, yaitu di kawasan Jalan Orchard, Serangoon, serta di Tampines. Pada 2015 ini, Ayam Penyet Presiden segera membuka satu outlet lagi di Singapura.
”Masakan Indonesia itu luar biasa potensinya. Banyak orang suka masakan Indonesia. Kalau dikemas dengan baik, masakan Indonesia pun bisa mendunia,” tutur Bahar. Bahar adalah direktur pelaksana (managing director) sekaligus pengelola Ayam Penyet Presiden. Ia mengelola bisnis keluarga yang mulai dijalani sejak 2009.
Awal usaha ayam penyet itu dimulai saat keluarga Bahar membeli outlet masakan Indonesia yang bangkrut di Lucky Plaza, Singapura. Diputuskan, mereka berjualan ayam penyet karena sederhana dan banyak yang suka.
Namun, di kemudian hari, warung makan ini berkembang dan tidak hanya menyajikan menu ayam penyet. Beberapa menu lain, seperti rendang, lotek, nasi goreng Jawa, dan empal goreng, pun menjadi menu wajib di sana.
Untuk menjaring pelanggan di awal usaha ini dimulai di Singapura, Bahar gencar mempromosikan warung makannya tersebut. Mulai dari mensponsori acara, memasang spanduk, hingga mengenalkan warungnya dari mulut ke mulut.
Dari sebuah outlet, restoran masakan Indonesia tersebut berkembang hingga kini ada tiga outlet. Dari semula hanya dikerjakan delapan orang, kini pekerja di Ayam Penyet Presiden sudah 30 orang.
Rasa otentik Indonesia
Sebagai orang Indonesia, Bahar cukup mengenal baik resep-resep masakan Indonesia. Sebisa mungkin, restoran Ayam Penyet Presiden tersebut menyajikan rasa otentik Indonesia. Tidak heran jika kemudian Bahar harus membeli beberapa bumbu dan perlengkapan lain langsung dari Indonesia.
”Hampir semua bahan bisa saya dapatkan di Singapura, tetapi untuk terasi dan petis memang harus dicari yang rasanya paling pas, yaitu dari Indonesia. Tanpa itu, mungkin rasa masakan Indonesia akan berbeda. Bukan lagi otentik masakan Indonesia,” ujar Bahar.
Selain terasi dan petis, beberapa perlengkapan tambahan didatangkan Bahar dari Indonesia, seperti kerupuk, emping, avokad, dan gula jawa.
Dalam sehari, satu outlet restoran keluarga Bahar tersebut bisa dikunjungi 600-an konsumen baik orang Indonesia yang berada di Singapura maupun orang Singapura, serta orang Amerika Serikat dan Eropa.
Tingginya minat terhadap masakan Indonesia membuat Bahar berencana membuka cabang ayam penyet lagi tahun ini. ”Bisnis makanan di Singapura sebenarnya tidak mudah. Di awal harus memiliki sertifikat layak berjualan. Kini, kami pun terkendala terbatasnya tenaga kerja sebab ada kebijakan Pemerintah Singapura membatasi pekerja asing bekerja di Singapura,” ujar Bahar.
Akhirnya, Bahar harus kreatif dalam berjualan. ”Bagaimana caranya kami bisa menyajikan makanan dengan cepat dan baik menggunakan tenaga terbatas,” kata Bahar.
Kualitas dan konsisten
Untuk mempertahankan bisnis kuliner tersebut, pagi hari sebelum restoran buka, Bahar meminta pegawainya untuk mencicipi rasa masakan Indonesia tersebut agar kualitasnya tidak menurun.
”Kami berusaha konsisten dengan menu dan rasanya. Jika tidak konsisten, pelanggan tidak akan bertahan,” ujar lulusan jurusan elektronika di Nanyang Technological University tersebut.
Saat ini, Ayam Penyet Presiden sudah memiliki segmen pasar tersendiri, yaitu kalangan menengah ke bawah Singapura. Harga per porsi makan di sana rata-rata 10 dollar Singapura (sekitar Rp 100.000). Ke depan, ada keinginan Bahar untuk merambah usaha kuliner di kelas menengah atas.
”Semua lini usaha harus dicoba kalau ingin menjadikan kuliner Indonesia semakin dikenal dunia. Namun, harus bertahap, dan tidak gegabah. Yang penting, yang ada sekarang dimaksimalkan dahulu. Kalau kita konsisten mengenalkan kuliner Indonesia, lama-lama masakan Indonesia akan mendapat tempat di dunia,” ujar Bahar.
Pengalaman Bahar dengan Ayam Penyet Presiden diharapkan bisa diikuti oleh para pengelola restoran masakan khas Indonesia yang lain. (Dahlia Irawati)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.