Museum mudah dicapai dengan angkutan umum seperti bus atau kereta. Dengan kereta ke stasiun Central, museum ini dapat disambangi dengan mudah dari berbagai penjuru kota. Jangan heran jika melihat antrean mengular hanya untuk membeli tiket.
Tiket masuk berbeda-beda. Jika langsung membeli di loket, karcis dewasa dibandrol 280 dollar Hongkong atau sekitar Rp 500.000-an, sudah termasuk ongkos naik trem pergi dan pulang. Jika memesan lewat internet, harga yang didapatkan lebih murah, sebesar 245 dollar Hongkong saja.
Trem ini beroperasi dari jam 7 hingga 12 malam setiap hari. Jalur trem menanjak terus. Pemandangan di kanan kiri trem membuat para penumpang tidak henti menjepretkan telepon selularnya mengabadikan perjalanan itu.
Sejarah trem The Peak pun tidak kalah panjang. Pada tahun 1883 ada sekitar 30-40 keluarga yang tinggal di puncak bukit. Ketika itu, untuk mencapai bukit dapat dilakukan dengan tandu. Dua orang di depan dan belakang, menandu orang-orang yang duduk di sebuah kursi. Pada Mei 1881 pengusaha Scotsman Alexander Findlay Smith mengungkapkan rencananya membuka kawasan permukiman baru dan memperkenalkan sistem trem.
Satu jam menunggu giliran naik trem, akhirnya rasa lelah itu hilang setelah kita sampai di museum. Bintang film terkenal dari industri film Tiongkok dan Amerika seolah menyambut para tamu. Ada sembilan kelompok pesohor yang patungnya ditampilkan di museum ini. Di antaranya adalah keluarga kerajaan, tokoh dunia, olahragawan juga pemusik.
Patung lilin yang ada di sini sekitar 100 buah, seperti Presiden Soekarno, Mao Zedong, Lady Diana, bintang K Pop, The Beatles dan tokoh kartun seperti Spiderman dan Hulk. Pengunjung pun sibuk berfoto dengan patung-patung lilin tersebut. Apalagi ketika menemukan idolanya, beberapa pengunjung berfoto dalam berbagai pose.
Tidak hanya patung lilin, di museum diperlihatkan pula proses pembuatan patung lilin itu. Dengan perhitungan yang cermat, pemilihan pose bahkan pemilihan pakaian, semuanya diperhitungkan dengan teliti. Bahkan ada beberapa tokoh yang menyumbangkan pakaian mereka untuk dipasang di patungnya.
Diperlukan waktu lebih dari satu jam untuk mengitari museum itu. Petualangan berlanjut. Dengan membayar tiket sebesar 48 dollar Hongkong atau sekitar Rp 86.000 kita boleh naik ke puncak gedung Peak Tower yang terletak 396 meter di atas permukaan laut. Di tempat ini ada teras terbuka yang memungkinkan pengunjung melihat Hongkong dari atas bukit.
Menjelang malam, lampu-lampu yang berwarna-warni tampak indah dilihat dari kejauhan. Puas menikmati pemandangan Hongkong, pengunjung dapat makan atau berbelanja di dalam The Peak Tower.
Seperti ketika naik, antrean panjang mengular sebelum kita dapat menaiki trem. Hari sudah malam, tetapi pengunjung The Peak masih tetap mengalir dari bawah. Daya tariknya tidak juga pudar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.