Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/08/2015, 11:23 WIB
EditorI Made Asdhiana
MOMEN peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia sudah lazim diisi berbagai acara, seperti lomba, tirakatan, dan upacara bendera. Namun, di Museum Benteng Heritage di pusat Kota Tangerang, suasana peringatan kemerdekaan ini mendapat warna lain saat menyimak lantunan ”Indonesia Raya” dari sebuah piringan hitam.

Sekeping piringan hitam tersimpan rapi di salah satu ruang lantai dua Museum Benteng Heritage (MBH). Di bagian tengah cakram itu terdapat label bulat berukuran sedang.

Dasar label berwarna putih dengan kombinasi warna biru langit. Pada label itu tercetak beberapa garis lurus dan lingkaran serta tulisan berwarna merah.

Pada bagian atas label tertulis Electric Recording. Di bawahnya tertera tulisan Yo Kim Tjan. Lalu, ada tulisan ”British Made” dan ”Indonesia Raja”. Di bawahnya lagi tertulis kalimat: ”dimainken oleh populair orchest”. Paling bawah tertera tulisan yang sudah agak buram: Gecompomeeod Door WR Soepratman.

”Ini adalah piringan hitam lagu ’Indonesia Raya’ asli dari Pak Yo Kim Tjan. Beliaulah yang pertama kali merekam ’Indonesia Raya’ ke dalam piringan hitam. Piringan hitam ini dititipkan keluarga Yo Kim Tjan di sini,” kata Udaya Halim, pemilik sekaligus pengelola MBH, pekan lalu.

Hari itu, Udaya yang memandu rombongan dari Harmony Tour pimpinan Hendro Tedjowidjojo dan Kompas menelusuri jejak sejarah Indonesia dan warga Tionghoa dalam museum tersebut. Piringan hitam bersejarah itu hanya satu dari sejumlah benda koleksi yang menunjukkan peran warga Tionghoa dalam sejarah Indonesia.

Berada satu ruangan dengan piringan hitam ini, terdapat berbagai koleksi alat pemutar lagu dari masa ke masa, termasuk Edison Phonograph buatan 1890-an. Juga dipajang berbagai koleksi kamera tua yang masih bisa menghasilkan gambar berkualitas tinggi. Peminat musik dan fotografi akan belajar banyak tentang sejarah kamera dan musik di ruangan ini.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Museum Benteng Heritage di dalam kompleks Pasar Lama Kota Tangerang.
Museum ini juga menyimpan banyak hal unik di balik sejarah kehidupan etnik Tionghoa di masa lalu. Sebut saja cerita sejarah dan benda-benda peninggalan armada Cheng Ho (1405-1433) yang datang ke Nusantara dengan rombongan 300 kapal jung besar dan kecil membawa hampir 30.000 orang.

Menurut Udaya, sebagian dari rombongan ini, yang dipimpin Chen Ci Lung, mendarat di Teluk Naga, Tangerang, tahun 1407. Rombongan itu diyakini sebagai nenek moyang penduduk Tionghoa Tangerang atau yang lebih populer dengan sebutan warga Cina Benteng.

Saat berkeliling di lantai dua, beberapa sepatu mini yang dipajang dalam ruang kaca menarik perhatian. Meski terlihat seperti sepatu anak-anak, lanjut Udaya, sepatu-sepatu itu dulunya dipakai wanita dewasa di Tiongkok. ”Sejak kecil kaki mereka sudah ditekuk dan diikat sehingga tulang kaki tidak berkembang menjadi besar,” tutur Udaya yang menambahkan tradisi itu baru mulai dihapus di daratan Tiongkok pada 1911.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pengalaman Jelajah TMII, Masuk Taman Burung hingga Naik Menara Pandang

Pengalaman Jelajah TMII, Masuk Taman Burung hingga Naik Menara Pandang

Jalan Jalan
6 Tips Datang ke Museum Basoeki Abdullah, Bawa Uang Tunai

6 Tips Datang ke Museum Basoeki Abdullah, Bawa Uang Tunai

Travel Tips
13 Tempat Ngabuburit Murah Meriah di Jakarta Pusat 

13 Tempat Ngabuburit Murah Meriah di Jakarta Pusat 

Jalan Jalan
Kronologi AC Pesawat Super Air Jet Rute Bali-Jakarta Mati, Ada Turis Asing sampai Tergeletak

Kronologi AC Pesawat Super Air Jet Rute Bali-Jakarta Mati, Ada Turis Asing sampai Tergeletak

Travel Update
Pendakian Gunung Slamet via Bambangan Ditutup Selama Ramadhan 2023

Pendakian Gunung Slamet via Bambangan Ditutup Selama Ramadhan 2023

Travel Update
Tarawih Perdana di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Pemeriksaan Keamanan hingga 2 Lapis

Tarawih Perdana di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Pemeriksaan Keamanan hingga 2 Lapis

Travel Update
Tradisi Padusan Usai Pandemi, Umbul Manten di Klaten Kembali Dipadati Ribuan Pengunjung

Tradisi Padusan Usai Pandemi, Umbul Manten di Klaten Kembali Dipadati Ribuan Pengunjung

Travel Update
Panduan Lengkap Terbaru Berwisata ke TMII

Panduan Lengkap Terbaru Berwisata ke TMII

Travel Tips
Padusan, Tradisi Menyucikan Diri Jelang Puasa di Masyarakat Jawa

Padusan, Tradisi Menyucikan Diri Jelang Puasa di Masyarakat Jawa

Travel Update
Lindungi Bali dari Ancaman 'Overtourism'

Lindungi Bali dari Ancaman "Overtourism"

Travel Update
Naik Menara Pandang Saujana, Bisa Lihat TMII dari Ketinggian

Naik Menara Pandang Saujana, Bisa Lihat TMII dari Ketinggian

Jalan Jalan
Main ke Pameran Matrajiva Artina Sarinah, Ini 4 Spot Foto Menariknya

Main ke Pameran Matrajiva Artina Sarinah, Ini 4 Spot Foto Menariknya

Travel Tips
Pemerintah Targetkan 2.000 Wisatawan ke Skouw, Perbatasan Paling Timur Indonesia

Pemerintah Targetkan 2.000 Wisatawan ke Skouw, Perbatasan Paling Timur Indonesia

Travel Update
Tiket DAMRI Mudik Lebaran 2023 Sudah Bisa Dipesan, Ada 56 Juta Kursi

Tiket DAMRI Mudik Lebaran 2023 Sudah Bisa Dipesan, Ada 56 Juta Kursi

Travel Update
Nyepi, 13 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai di Lamongan

Nyepi, 13 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai di Lamongan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+