KOMPAS.com – Beberapa pekerjaan di Jepang tidak boleh dilakukan oleh perempuan. Salah satunya pembuat sushi.
Sushi merupakan sebuah lambang dari budaya Jepang yang sangat berpengaruh dalam dunia global. Meski begitu, sushi telah melewati batasan-batasan tradisional seperti menggunakan komposisi yang bukan berasal dari Jepang, contohnya alpukat.
Namun, mengapa perempuan dilarang untuk menjadi seorang pembuat sushi? Sebuah stereotip turun temurun yang biasa disebut “Edo-style” menganggap proses pembuatan sushi merupakan sebuah perilaku yang jantan.
Terdapat pula kepercayaan bahwa hasil sushi yang dibuat oleh perempuan lebih rendah kualitasnya akibat suhu tubuh perempuan yang lebih hangat dibanding laki-laki. Karena itu hampir seluruh proses pembuatan sushi dikerjakan oleh laki-laki di Jepang.
Namun, beberapa perempuan mencoba untuk keluar dari tradisi. Mereka belajar seni membuat sushi saat pemerintah mengutamakan peranan perempuan dalam bidang ketenagakerjaan di Jepang.
“Saya pikir perempuan lebih baik dalam hal komunikasi dengan pelanggan, mereka juga baik dan lembut,” kata koki sushi yang juga Manager Restoran Sushi Nadeshiko di Tokyo, Yuki Chidui.
Itamae, sebutan untuk koki sushi, biasanya terkenal dengan rambut cepak dan gaya bicara yang sedikit angkuh. Seorang itamae perempuan bernama Chidui berbicara dengan lembut dan bertingkah seperti anak-anak dengan menggunakan kimono musim panas berwarna putih dengan motif bunga merah jambu.
Chidui memang sengaja menghindari pandangan-pandangan umum seputar sushi. Tokonya sendiri mempunyai slogan “fresh and kawaii” atau “cute”. Selebaran menggambarkan Chidui seperti karakter manga yang bermata gelap dan besar. Asisten Chidui yang sebelumnya bekerja sebagai pemandu bus wisata juga menggunakan pin manga pada pakaiannya.
Dia memikul beragam cercaan dan pertanyaan yang menusuk tentang kemampuannya saat membuka Nadeshiko lima tahun lalu. Chidui bercerita orang-orang menertawakan restorannya bahkan saat mereka berjalan masuk. Terkadang, pelanggan laki-laki juga mengejek sembari bertanya, “Apa kamu benar-benar bisa melakukannya?”.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.