Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi Lava Tour Merapi dan Kejutannya

Kompas.com - 07/11/2015, 14:51 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Datang ke Yogyakarta tak lengkap jika tak berkunjung ke desa-desa di lereng Merapi, salah satu gunung teraktif di Indonesia saat ini.

Lima tahun lalu, tepat pada Oktober dan November 2010, desa-desa ini porak poranda dihajar material hasil erupsi Merapi yang menewaskan ratusan korban jiwa. Puluhan ribu warga mengungsi meninggalkan rumah dan desa mereka yang hancur.

Kini kedahsyatan erupsi Merapi itu malah dijadikan destinasi wisata. Beberapa desa yang berada di radius terdekat kawah Merapi mendapat berkah dari pemanfaatan bekas dampak erupsi yang dijadikan obyek wisata.

Puluhan hotel, cottage, penginapan, home stay didirikan untuk menampung kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan asing yang datang ke Merapi.

KOMPAS.COM/RONNY ADOLOF BUOL Kawah Gunung Api Merapi yang terbelah menjadi salah satu view yang ditawarkan dalam Lava Tour Merapi, Yogyakarta.
Selain ingin menikmati suasana desa, tujuan utama para wisatawan ini adalah ingin mengikuti trip lava tour yang ditawarkan para operator wisata di sana.

Tersedia puluhan kendaraan jenis jeep yang akan membawa para pelancong menyusuri beberapa area yang dulunya porak-poranda.

Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 350.000 per kendaraan hingga Rp 600.000 sudah termasuk asuransi dan sopir yang ahli yang akan memandu wisatawan.

Biasanya rute yang ditempuh start dari Desa Kaliurang sebelum sunrise dan menuju ke Bebeng, Desa Kali Adem untuk menunggu matahari terbit. Jika cuaca cerah, kawah Merapi terlihat dengan sangat jelas.

KOMPAS.COM/RONNY ADOLOF BUOL Area bekas terdampak erupsi Gunung Merapi, Yogyakarta sangat cocok untuk wisata petualangan.
Pelancong dapat berfoto sepuasnya di hamparan area berbatu. Terdapat bunker yang menjadi tempat perlindungan saat ada awan panas. Wisatawan juga bisa melihat aktifitas para penambang batu galian C di sungai-sungai bekas aliran lava merapi.

Rute selanjutnya adalah batu wajah atau batu allien. Perjalanan dengan menggunakan jeep butuh nyali karena memang memacu adrenalin. Jalan berbatu yang dilalui akan mengguncang jeep selama perjalanan.

Beberapa kali akan melewati jurang yang cukup curam. Sopir biasanya menawarkan masker untuk menutup hidung dari debu yang berterbangan. Jangan lupa melengkapi diri dengan kacamata hitam jika datang saat musim kemarau.

Rute berikut yang didatangi adalah Desa Jambu, Desa Ngrarangkah lokasi di mana Mbah Maridjan tewas sebagai juru kunci Merapi. Lalu ke Mini Museum Desa Petung di mana terdapat beberapa bangunan yang sengaja dibiarkan sebagaimana kondisi saat erupsi pada 2010, beserta perabot dan kendaraan yang hangus.

KOMPAS.COM/RONNY ADOLOF BUOL Pameran Foto memperingati 5 tahun erupsi Gunung Merapi karya Boy T Harjanto digelar di salah satu bangunan yang rusak akibat erupsi tersebut di Desa Petung.
Tujuan lainnya adalah Desa Bendu, Tempuran, makam massal para korban Merapi dan bermain air di Kali Kuning.

Dalam setiap rute yang dilalui selalu saja ada kejutan yang ditemui, seperti bertemu dengan kendaraan pengangkut batu, jeep para wisatawan lainnya serta aktifitas warga.

Di beberapa tempat pemberhentian, wisatawan dapat membeli berbagai cenderamata yang ditawarkan para pedagang. Wisatawan juga dapat mengajukan rutenya sendiri kepada para sopir jeep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com