Akong menuturkan, setiap hari 10-200 orang datang ke lokasi itu. Pengunjung terbanyak pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur. Ratusan anak sekolah datang dari Maumere (29 km) atau dari Ende (80 km) ke lokasi wisata itu.
”Anak sekolah saya wajibkan mereka menanam bakau di dalam kawasan yang sudah disiapkan,” ujar Akong.
Dia menyediakan anakan bakau dan mengajarkan cara menanam. Bakau tidak hanya ditanam di tempat berlumpur, tetapi juga ditanami di pasir kering.
Romy Imanuel Ray, putra Akong, berencana membangun penginapan dan restoran persis di bibir Pantai Rerorodja. Pantai tersebut berpasir hitam dengan panjang sekitar 3 km dan air laut yang jernih.
Raimundus Notan (23), mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang yang meneliti di kawasan itu, mengatakan, Akong memiliki pengetahuan tentang bakau yang luas.
Meski hanya kelas II SD, ia paham semua jenis, sifat, dan keunggulan masing-masing bakau. Namun, dia menyarankan disiapkan fasilitas umum seperti kamar kecil bagi pengunjung. (KORNELIS KEWA AMA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.