Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Adat Suku Sakai Diusulkan Jadi Obyek Wisata Baru Riau

Kompas.com - 21/01/2016, 21:08 WIB
Latief

Penulis

RIAU, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bengkalis mengusulkan untuk menjadikan rumah adat Suku Sakai di daerah Sobanga, Desa Kusumbo Ampai, Kecamatan Mandau, sebagai obyek wisata baru di Provinsi Riau. Selain wisata budaya, rumah adat tersebut diharapkan bisa menjadi obyek penelitian.

"Rumah adat ini bisa dicari oleh peniliti, bukan cuma wisatawan," kata penjabat Bupati Bengkalis, Achmadsyah Harofie, dalam siaran pers, Kamis (21/1/2016), terkait peresmian rumah adat Suku Sakai di desa tersebut.

Rumah adat tersebut dibangun kembali untuk menggantikan rumah adat lama yang kondisinya sudah rusak berat. Rumah tersebut dibangun atas kerjasama PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (IKPP) dan PT Arara Abadi (Arara).

Suku Sakai sendiri merupakan salah satu masyarakat adat asli di Provinsi Riau yang tersebar di sejumlah kabupaten, yaitu  Kampar, Bengkalis, Indragiri hulu, dan Siak. Mereka tergolong Melayu Tua (proto Melayu) yang awalnya hidup nomaden dengan bergantung pada hasil hutan. Orang Sakai terbanyak berada di wilayah Desa Kesumbo Ampai, Kecamatan Mandau, Bengkalis, berjarak sekitar 180 kilometer dari Pekanbaru.

Achmadsyah menambahkan, Suku Sakai saat ini bukanlah suku yang terpinggirkan. Saat ini sudah ada komunitas suku tersebut yang menjadi lurah, camat, dan pejabat pemerintahan.  
  
Sementara itu, Direktur IKPP, Hasanuddin mengatakan rumah adat baru tersebut berdiri di lahan seluas 1,3 hektare di lokasi lama dan menggunakan konstruksi lebih kuat karena menggabungkan kayu dan besi. Pembangunannya menelan biaya sekitar Rp 1 miliar.

Ketua Adat (Bathin) Sakai, M. Yatim, mengatakan rumah adat berbentuk rumah panggung itu merupakan kekayaan budaya bagi warga Sakai. Tempat itu juga berfungsi sebagai museum karena berisi beragam peralatan dan peninggalan Suku Sakai, seperti baju dari kulit kayu, foto kehidupan masyarakat Sakai tempo dulu, alat musik, peta tanah adat, hingga keris kuno.

"Kami gunakan rumah ini untuk saling berbagi ilmu, melatih kesenian khas adat Sakai dan mempererat hubungan persaudaraan kami. Kami berharap semua pihak bisa terus memelihara dan mendukung kelestarian budaya kami di masa depan sehingga tercipta hubungan yang berkesinambungan dengan masyarakat lokal," kata Yatim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com