Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah di Balik Ketenaran Gudeg

Kompas.com - 06/03/2016, 07:00 WIB

"Karena banyaknya mahasiswa UGM dan mereka perlu makan, maka hadir kampung Mbarek yang di sana banyak penjual gudeg. Keberadaan kampung ini semakin membuat gudeg kering berkembang dengan baik," ungkap Murdijati Gardjito.

Seiring dengan berjalannya waktu, sektor wisata juga semakin berkembang. Hal ini melatarbelakangi pemerintah untuk mengkontruksi sentra gudeg baru, yang berada di Wijilan sekitar tahun 1970-an.

Hingga saat ini gudeg telah menjadi ikon kuliner Yogyakarta, keberadaanya mudah ditemukan di setiap sudut kota Pelajar ini. Gudeg pun telah berkembang dengan baragam varian.

Jenis Gudeg

Secara umum gudeg terbagi dalam dua jenis, yakni gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah adalah gudeg yang proses pengolahannya hanya sampai perebusan sehingga masih berair. Penyajiannya pun menggunakan kuah santan.

Sedang jenis gudeg basah masih harus ada pengolahan lanjutan setelah didapat gudeg basah. Proses lanjutannya berupa penumisan sehingga menjadi kering. Biasanya gudeg ini disajikan dengan beragam lauk, mulai dari tahu-tempe, telur, dan ayam. Tidak ketinggalan juga sambal goreng krecek.

Berdasarkan bahan baku, ada beberapa jenis gudeg. Gudeg gori adalah gudeg yang paling banyak dijumpai, selain itu ada juga gudeg manggar atau bunga kelapa, dan gudeg rebung.

Untuk kedua jenis gudeg terakhir ini tidak banyak yang menjualnya. Di daerah Bantul masih ada beberapa warung makan yang menyediakannya. (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Artikel ini tayang di Tribun Travel pada 29 Februari 2016 berjudul "Ternyata Begini Sejarah Gudeg Sehingga Tenar Sebagai Icon Kuliner Yogyakarta".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com