Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjualan dari Masa Penjajahan Jepang, Ini Uniknya Gudeg Bu Djoyo di Bantul

Kompas.com - 15/03/2016, 14:02 WIB
BANTUL, KOMPAS.com - Sebagai kuliner tradisional, keahlian meracik gudeg biasanya didapatkan secara turun temurun. Cara masak, bahan baku, dan bumbu-bumbu dipertahankan dari generasi ke generasi untuk mempertahankan cita rasa gudeg, seperti yang dilakukan oleh Mulyani (39).

Perempuan yang akrab disapa Yani tersebut adalah generasi ketiga yang saat ini meneruskan usaha gudeg Bu Djoyo yang berada di jalan Gedongkuning No.142, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.

Gudeg Bu Djoyo yang berada di Jalan Gedongkuning Nomor142, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

"Berjualan gudeg ini telah dimulai sejak simbah dulu. Simbah yang bernama Mbah Karyo berjualan gudeg sejak zaman pendudukan Jepang di Indonesia," ungkap Yani menceritakan.

Kemudian usaha tersebut diteruskan oleh ibunya yang bernama Bu Djoyo. Dengan nama Bu Djoyo tersebutlah kemudian gudeg yang satu ini dikenal luas masyarakat Yogyakarta.

Sebelum menetap di lokasinya yang sekarang, gudeg ini dijajakan di beberapa tempat, seperti di pasar Sentul, Gedongkuning, hingga depan Puskesmas Umbulharjo.

"Dulu ibu sama simbah jika berjualan gudeg pada pagi hari. Tetapi mulai sekitar tahun 2000-an kami mulai berjualan dari sore hingga malam hari," ujar Yani.

Gudeg yang dijual di warung Bu Djoyo ini adalah jenis gudeg basah dengan cita rasa dominan gurih dan tidak terlalu legit. Sebagai pendamping gudeg adalah sayur krecek dengan cita rasa yang pedas.

Bahan yang tidak boleh ketinggalan adalah areh dari santan kelapa berwarna kecoklatan yang gurih. Pembeli bisa memilih aneka lauk, seperti telur, tahu, daging ayam, dan ati ampela. Beragam lauk tersebut membuat cita rasa gudeg semakin nendang.

Tribun Jogja/Hamim Thohari Gudeg Bu Djoyo
"Untuk ayamnya kami menggunakan ayam kampung, agar rasanya lebih gurih," tambah Yani.

Sebelum sampai ke pelanggan, nangka muda atau gori harus melalui proses yang panjang. Setidaknya gori harus dimasak semalam dengan bumbu-bumbu yang begitu lengkap seperti ketumbar, bawang merah, bawang putih, kemiri, laos, jahe, salam, dan bebrapa bumbu lainnya.

Sedangkan untuk menghasilkan ayam yang empuk dan gurih, ayam yang telah dibersihkan dimasak bersama areh kurang lebih dua jam.

Tidak hanya dinikmati dengan nasi, gudeg Bu Djoyo ini juga bisa dinikmati dengan bubur.
"Khusus untuk bubur, kami menjualnya hanya pada pagi hari. Dari jam 05.00 pagi hingga 07.00 pagi," jelas Yani.

Untuk masalah harga, pengunjung tidak perlu khawatir, karena nasi gudeg dengan lauk telur, dapat Anda santap hanya dengan Rp 9.000. Sedang nasi gudeg suwir ayam hanya Rp 10.000.

Setiap harinya Yani mulai melayani pembeli mulai dari jam 16.00 hingga 07.00 pagi. Lokasi persisnya, Gudeg Bu Djoyo ini berada sekitar 100 meter selatan lampu merah Gedongkuning.  (Tribun Jogja/Hamim Thohari)

Artikel ini tayang di Tribun Travel dengan judul "Gudeg Bu Djoyo di Bantul Ini Sudah Eksis Sejak Zaman Penjajahan Jepang, Murah, Gurih dan Legit".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com