JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia yang kaya akan bahan pangan memiliki beragam teknik pula untuk meramu bahan tersebut, salah satunya melalui proses fermentasi. Produk-produk fermentasi Indonesia dipandang layak untuk diekspor dan bisa menjadi keunggulan Indonesia di luar.
Sebuah komunitas kuliner yaitu Jalansutra mengadakan rangkaian acara untuk meningkatkan kualitas pangan fermentasi dari Indonesia. Kimiasutra, yang merupakan salah satu bagian Komunitas Jalansutra yang berkaitan dengan perkembangan kimia di dalam makanan, menginisiasi acara tersebut.
“Sebenarnya kuliner fermentasi Indonesia memiliki keunggunlan dan layak diekspor sebagai salah satu keunggulan Indonesia. Banyak sekali daerah yang memiliki hasil fermentasi terbaik, seperti brem di Bali dan kecap di berbagai daerah,” ujar Heri Nazarudin, ketua pelaksana pameran Fermentasi Nusantara, saat dihubungi KompasTravel, Rabu (16/3/2016).
Rangkaian acara tersebut terdiri dari pameran beragam makanan hasil fermentasi seluruh Indonesia yang diadakan mulai Sabtu (19/3/2016) dan seminar diskusi publik yang diadakan Minggu (20/3/2016).
Seminar dan diskusi publik diselenggarakan mulai pukul 10.00 WIB di Locarasa Jalan Kemang No. 88, Jakarta Selatan. Sedangkan hari sebelumnya, pameran dibuka dari pukul 10.00 hingga 17.00 WIB, di tempat yang sama.
Dalam pameran tersebut akan dihadirkan beragam makanan dan minuman hasil fermentasi unggulan berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya seperti tempe organik, fermentasi kesemek, cap tikus dari Minahasa, brem dari Bali dan masih banyak lagi. Di pameran tersebut mengikutsertakan puluhan pengrajin dari Pulau Jawa, Manado, hingga Flores.
Menurut Nazarudin, pihaknya mengaharapkan terjadi interaksi di pamerannya antara pemodal dari Jakarta dengan pengerajin fermentasi dari daerah. Agar masyarakat lebih mengetahui potensi hasil makanan dan minuman fermentasi Indonesia.
“Untuk memiliki kualitas layak ekspor dan menjadi unggulan Indonesia, berbagai panganan fermentasi harus memiliki standar tinggi. Oleh karena itu butuh pemodal atau yang menjembatani di kota seperti Jakarta,” ujar Heri..
Pihaknya menambahkan, nantinya acara tersebut dapat menjadi titik awal bangkit dan diakuinya industri fermentasi tradisional dan kelak bisa mendapatkan panggung di dunia internasional dan menjadi andalan ekspor kuliner Indonesia.
Pengunjung yang datang ke pameran tidak dikenakan biaya masuk, sehingga masyarakat bebas untuk menikmati dan berinteraksi dengan pengrajin fermentasi dari berbagai daerah. Dalam pameran, para pengrajin produk fermentasi akan berbagi informasi tentang sejarah, budaya, dan teknologi fermentasi di daerahnya masing-masing.
Sedangkan seminar dan diskusi publiknya, panitia turut mengundang juga pemerhati kuliner nusantara, para ahli masakan dan minuman, media, dan khalayak umum.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.