Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2016, 07:22 WIB
Muhammad Irzal A

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Di tengah gemerlapnya malam kota Bandung, Jawa Barat, terdapat satu kuliner yang menjadi saksi perubahan kota tersebut selama puluhan tahun. Antrean sangat ramai terlihat sesaat sebelum penjual siap menghidangkan makanannya.

Terminal khusus angkutan kota dan bus-bus kecil, seolah berubah menjadi garasi dengan belasan mobil mewah di dalamnya. Mobil, tersebut merupakan mobil milik pembeli Perkedel Bondo, yang rela mengantre sebelum kedai tersebut buka.

Perkedel Bondo merupakan kuliner yang pada zaman awal didirikannya dibeli oleh para pekerja seks komersial di sekitar terminal Hall, Bandung.

Namun, seiring berjalannya waktu pekerja seks tersebut mulai ditertibkan, dan perkedel tetap eksis sampai sekarang. Bondo sendiri merupakan bahasa Sunda halus dari pekerja seks komersial.


“Dulu pertama jualan sekitar tahun 1950-an mungkin, sudah lama banget. Mulai buka di tengah malem gini sejak 1994, karena kalau buka sore belum malem sudah habis,” ujar Nenti, nenek 70 tahun yang menjadi penjual Perkedel Bondo, kepada KompasTravel, Sabtu (19/3/2016).

Nenti menambahkan, dahulu dijual berkeliling dengan gerobak di sekitar terminal oleh pemiliknya. Pemiliknya saat ini masih hidup dan masih ada di rumahnya, tapi sudah tidak pernah berkunjung ke Perkedel Bondo.

Untuk mengobati penasaran, KompasTravel coba membeli perkedel tersebut. Kedainya berada di Jalan Kebon Jati, namun sedikit menjorok ke dalam dari terminal Hall Bandung. Hanya sekitar 10 menit dari kawasan Braga, dengan keadaan jalan lengang.

Cukup dengan Rp 1.500 untuk mencicipi satu buah perkedelnya, relatif murah memang. Namun anda harus berjibaku dengan banyaknya pembeli yang mengantre sebelum kedai dibuka.

Petama-tama, Anda harus mengambil nomor yang terletak di meja depan kedai. KompasTravel mendapat antrean ke 34, sedangkan saat itu belum satu pun nomor dipanggil.


KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Antrian sangat ramai terlihat sesaat sebelum penjual siap menghidangkan makanannya.
Setelah satu jam menunggu, akhirnya nomor tersebut dipanggil dan KompasTravel pun memesan 10 perkedel. Anda bisa bebas mengambil sambal, menggunakan nasi, dan berbagai menu lauk yang disuguhkan.

Perkedelnya berbentuk lonjong tebal, dengan permukaan kering yang tidak rata. Ketika digigit terasa tekstur kentang yang tidak terlalu lembut atau masih terdapat butiran yang bercampur dengan beberapa sayuran. 

Rasanya akan semakin sempurna ketika di makan bersama sambal buatan Perkedel Bondo. Asam dan pedasnya bercampur gurihnya perkedel tersebut. Hidangan ini sangat cocok disantap saat masih hangat.

“Saya lumayan sering sih ke sini, tapi sering nganterin temen-temen yang penasaran sama perkedelnya. Rasanya, enak kering di luar, paling enak pas masih panas,” ujar Fuji, warga asli Bandung yang datang bersama temannya, kepada KompasTravel, Sabtu (19/3/2016).

Perkedel yang bertahan lebih dari 60 tahun ini buka mulai dari pukul 23.00 hingga habis. Di akhir pekan, perkedel tersebut bisa habis sebelum pukul 02.00.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kota di Jepang Ini Larang Orang-orang Berjalan di Eskalator

Kota di Jepang Ini Larang Orang-orang Berjalan di Eskalator

Travel Update
6 Tempat Wisata Dekat Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Padalarang

6 Tempat Wisata Dekat Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Padalarang

Jalan Jalan
Wayang Jogja Night Carnival 2023 Bidik 40.000 Wisatawan

Wayang Jogja Night Carnival 2023 Bidik 40.000 Wisatawan

Travel Update
Tugu Pal Putih Yogyakarta Diberi Pagar, Mau Masuk Harus Izin Dulu

Tugu Pal Putih Yogyakarta Diberi Pagar, Mau Masuk Harus Izin Dulu

Travel Update
MotoGP Mandalika 2023, Garuda Indonesia Grup Tambah 6.200 Kursi ke Lombok

MotoGP Mandalika 2023, Garuda Indonesia Grup Tambah 6.200 Kursi ke Lombok

Travel Update
5 Aktivitas Wisata di Maharani Zoo dan Goa Lamongan

5 Aktivitas Wisata di Maharani Zoo dan Goa Lamongan

Jalan Jalan
Belajar Membatik di Rumah Batik Palbatu, Cek Sesi dan Tarifnya

Belajar Membatik di Rumah Batik Palbatu, Cek Sesi dan Tarifnya

Jalan Jalan
Kaldera Toba Dapat Kartu Kuning UNESCO, Menparekraf: Belum Ada Kerugian

Kaldera Toba Dapat Kartu Kuning UNESCO, Menparekraf: Belum Ada Kerugian

Travel Update
Mainan Pop Mart Kini Punya Taman Hiburan di China

Mainan Pop Mart Kini Punya Taman Hiburan di China

Travel Update
Sebelum Bali, 40 Negara Ini Sudah Terapkan Pajak Turis 

Sebelum Bali, 40 Negara Ini Sudah Terapkan Pajak Turis 

Jalan Jalan
Tak Seperti Thailand, Indonesia Tidak Ikut Rebutan Turis China dengan Bebas Visa

Tak Seperti Thailand, Indonesia Tidak Ikut Rebutan Turis China dengan Bebas Visa

Travel Update
Pelaku UMKM Dilatih Bangun Tren Baru untuk Wisatawan di Labuan Bajo

Pelaku UMKM Dilatih Bangun Tren Baru untuk Wisatawan di Labuan Bajo

Travel Update
Maharani Zoo dan Goa Lamongan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Maharani Zoo dan Goa Lamongan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Makna Batik Parang Udan yang Dipakai Jokowi, Simbol Kepemimpinan

Makna Batik Parang Udan yang Dipakai Jokowi, Simbol Kepemimpinan

Travel Update
Harga Tiket Pesawat di NTT Meroket, Kupang-Ruteng Capai Rp 1,9 Juta

Harga Tiket Pesawat di NTT Meroket, Kupang-Ruteng Capai Rp 1,9 Juta

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com