Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oleh-oleh Berwisata di Dusun Ende, Lombok

Kompas.com - 08/04/2016, 17:28 WIB

Yang jelas, kunjungan sang ratu menjadi promosi bagi Dusun Ende (fonem e dibaca seperti fonem e dalam kata bersih), juga alternatif kunjungan wisatawan yang tidak sempat ke Dusun Sade.

Rumah-rumah di Dusun Ende disebut bale tani karena warga umumnya bekerja sebagai petani. Konon, di masa lampu, penghuninya bertugas selaku mata-mata sebuah kerajaan.

Indikasinya, kampung ini lebih tinggi dibandingkan dusun lain sehingga mudah memantau situasi sekitar dari dusun itu. ”Itu katanya,” ujar Temu (25), pemandu wisata dusun itu.

Kampung yang dihuni 27 kepala keluarga (100 jiwa) itu berjarak 40 kilometer dari Mataram, ibu kota NTB, di pinggir jalan utama dari-ke obyek wisata Pantai Kute. Di gerbang masuk kampung ada papan bertuliskan ”Welcome to Sasak Village”.

Rumah warga di sini dibangun mengikuti kontur tanah. Arsitekturnya mirip rumah warga Dusun Limbungan, Desa Perigi, Lombok Timur, selain Dusun Segenter, Desa Sukadana, dan Dusun Senaru, Desa Senaru, Lombok Utara.

Kesamaannya terletak pada material konstruksi: bertiang kayu, beratap jerami, termasuk tata ruangnya. Namun, lantai rumah di Ende agak khusus, tanah liat dicampur abu jerami dan kotoran sapi.

Di Desa Sade, seperti di Segenter, pagar pembatas kampung ditanami pohon turi, kelor, jeruk limau, sirih, dan tanaman ”apotek hidup” lain yang menjadi bahan obat-obatan tradisional.

Kearifan lokal

Tata ruang (rong) rumah meliputi sesangkok dan dalem bale yang tanpa sekat, sebuah pintu (lawang), dan anak tangga bersusun tiga di depan pintu. Ini mengingat posisi dalem bale lebih tinggi dibandingkan sesangkok.

Sesangkok adalah tempat menerima tamu. Sementara dalem bale memiliki multifungsi, tempat tidur dan menyimpan barang kebutuhan sehari-hari.

Atap rumah berupa jerami yang menukik ke bawah dimaksudkan untuk mempercepat laju jatuhnya air hujan ke tanah. Pintu yang dibuat pendek mengharuskan orang berjongkok jika masuk ke dalam bale. Membungkukkan badan saat masuk rumah merupakan bentuk penghormatan bagi pemilik rumah.

Anak tangga bersusun tiga agaknya merupakan simbol keluarga batih: ayah, ibu, dan anak; atau perwujudan sistem pemerintahan dan adat: kepala desa/dusun, penghulu, dan pemangku adat; juga gambaran daur hidup manusia: lahir, tumbuh-kembang, dan mati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com