JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai bangsa yang pernah menguasai Indonesia pada masa lalu ternyata tak hanya mempengaruhi lewat kebijakan politik, tapi kebudayaan hingga kuliner. Berbagai kebudayaan hingga kuliner hasil peninggalan bangsa Portugis masih dapat dinikmati wisatawan di Kampung Tugu.
Berwisata ke kampung tempat berdiamnya ratusan orang Portugis tawanan VOC ratusan tahun silam memang banyak mengisahkan cerita. Selain akulturasi kebudayaan Portugis yang masih terasa, berbagai kuliner khas pun dapat dinikmati.
Terdapat berbagai kuliner khas yang murni dari Portugis, dan ada pula hasil akulturasi cita rasa Indonesia. Jika Anda berwisata sejarah ke Kampung Tugu yang terletak di Kecamatan Koja, Jakarta Utara, jangan lewatkan beberapa kuliner khas ini:
Budaya Portugis di Kampung Tugu, memiliki tradisi mendoakan orang meninggal sebelum masuk ke dalam kubur. Saat itulah hidangan ketan unti dikeluarkan. Konon menurut warga warga kampung tugu, saat mendoakan jenazah yang masih belum dikubur harus ada hidangan tersebut.
“Sudah ajaran dari leluhur Portugis yang di sini, umat Kristiani kalau ada yang meninggal harus disertai ketan unti, tapi sebelum mayat dikubur,” ujar Eugeniana Quiko, seorang warga berdarah Portugis yang masih mahir membuat ketan unti, saat dikunjungi kediamannya oleh peserta Charity Walking Tour dari Jakarta Food Adventure, Minggu (8/5/2016).
Beras ketan yang putih ini ditutupi dengan parutan kelapa yang sudah tercampur dengan gula merah. Ketika disantap, akan terasa manis berpadu dengan gurihnya santan di ketan putih tersebut.
Pisang Udang
Masyarakat Tugu menyebutnya pisang udang, karena hidangan tersebut dibungkus daun pisang. Hidangan ini, berbahan dasar adonan dari tepung beras, dan berisi parutan pepaya muda dengan cacahan udang yang diberi bumbu.
Rasanya sangat gurih, ini dihasilkan dari cacahan udang di dalamnya yang bercampur dengan bumbu dan pepaya muda.
Eugeniana Quiko pun memaparkan cara membuat salah satu hidangan yang paling disukai banyak peserta tersebut. Ia mengatakan bahan dasar tepung beras dicampur dengan sagu. Kemudian adonan tersebut diberi isian, yaitu udang dan parutan pepaya muda dengan campuran bumbu.
“Udangnya dikupas dulu dan diulek sama lada, lalu ditumis sebentar, terakhir dicampur pepaya muda parut. Adonan dasarnya mirip kue nagasari,” ujar Eugenia.
Ia mengatakan, menghidangkannya harus dibungkus daun pisang, dengan lipatan segi tiga.
Lazimnya apem berbentuk bulat merupakan hidangan yang dapat dijumpai di beberapa tempat, salah satunya Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ternyata di Kampung Tugu, apem tidak berbentuk menyerupai bulatan, tapi balok jajaran genjang.