Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurami Sambal Honje dari Ciamis

Kompas.com - 01/06/2016, 07:49 WIB

Disajikan pula sambal kecap cabai rawit, sambal kacang, dan sambal terasi sebagai variasi. Tinggal pilih mana yang sesuai selera agar bersantap makin komplet.

Ada juga lalapan daun singkong dan daun pepaya rebus, mentimun, dan surawung (daun kemangi) segar yang juga jadi favorit pengunjung. Yang istimewa, daun pepayanya tak terasa pahit.

”Banyak yang suka. Enggak pahit karena daunnya muda. Sebelum direbus dicuci dulu pakai air hangat sehingga yang pahit hilang. Setelah dicuci diperas sampai habis airnya baru direbus,” ujar Nuryani.

Pilihan lain, ada tumis kangkung, genjer, dan karedok khas Sunda. Dijamin tangan tak berhenti menyendok nasi hingga lapar terlampiaskan. Nyam-nyam....

Tak berubah

Di tangan Nuryani, warung makan Hj Imi memang tak banyak berubah, baik dari sisi menu maupun rasa. Semuanya tetap dipertahankan otentisitasnya sesuai pesan Hj Imi.

”Dulu ibu saya mulainya kecil-kecilan, waktu anak-anaknya masih kecil. Di warung dulu hanya ada satu ruangan. Bentuknya juga gubuk dengan lantai masih tanah. Tapi ada kolam sendiri,” ungkap Nuryani.

Di kolam tersebut tersedia ikan mujair dan ikan mas yang menjadi menu utama di warung ibunya. Kala itu, penyajiannya sederhana saja. Kalau tidak dibakar, ya digoreng. Pelengkapnya berupa sambal dan lalapan. Bisa dikatakan, di Ciamis, warung Hj Imi adalah pelopor untuk masakan ikan bakar.

”Lama-lama banyak yang ke sini tanya gurami. Karena banyak yang tanya, akhirnya disediakan,” kata Nuryani yang mulai mengelola warung peninggalan ibunya itu tahun 2004-2005.

Selain dibakar dan digoreng, gurami yang kemudian diminati pengunjung pun dimasak dalam berbagai jenis olahan. ”Andalannya kemudian malah jadi gurami. Ikan mas dan ikan mujairnya justru agak berkurang. Tamu-tamu dari luar kota juga jadi banyak yang minta gurami,” ujarnya.

Meski begitu, Nuryani menjamin, cita rasa asli tetap dipertahankan sesuai pesan almarhum Hj Imi. ”Ibu pesan jangan berubah agar langganan tidak berkurang. Jadi, kami usahakan agar cita rasanya tetap sama seperti dulu,” katanya.

Bahkan, saat harga-harga melambung tinggi, Nuryani berusaha menepati janjinya untuk tetap mempertahankan rasa. ”Jangan sampai ada bumbu yang dikurangi agar pelanggan tak kecewa,” ucap Nuryani yang hingga kini masih terus terlibat di dapur untuk menjaga kualitas rasa.

Meski persaingan makin ketat, Nuryani tak pernah ngotot berpromosi. Kepopuleran warung Hj Imi justru lahir lewat promosi dari mulut ke mulut. Salah satunya dari cita rasa yang juara dengan cara masak yang masih tradisional.

Selain kecombrang yang dibakar di dalam abu panas, cara memasak di warung Hj Imi pun hingga kini masih menggunakan hawu (tungku tanah) dengan kayu bakar. ”Istilahnya hawu asuro alias diasur-asur ka jero (memasuk-masukkan kayu ke dalam tungku). Kalau pakai gas rasanya beda. Ini juga salah satu hal yang kami pertahankan sebagaimana pesan Ibu agar masakan terasa lebih sedap,” kata Nuryani.

Bumbu-bumbu untuk menu lain juga dibuat dengan cara tradisional, yaitu digerus atau diulek menggunakan cowet, bukan diblender. Ada Ma Eda (65) yang tiap hari bertugas membuat bumbu dan sambal di warung Hj Imi.

Ma Eda sudah bekerja sebagai penjaga rasa sejak warung tersebut buka untuk pertama kali. Selain Ma Eda, ada sembilan karyawan lain yang bekerja di warung tersebut.

Nah, jika belum puas dengan gurami bakar dan goreng, cobalah sop gurami yang disajikan dengan bumbu khas kampung. Orang Ciamis menyebutnya sop gunung, dimasak dengan kemangi, seledri, tomat, bawang putih, juga kencur dan jahe untuk menghilangkan bau amis. Rasanya? Raos pisan euy... (Dwi As Setianingsih/Cornelius Helmy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com