Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Terbatas, Morotai Sulit Kembangkan Diri

Kompas.com - 15/08/2016, 07:24 WIB

MANADO, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Morotai, Maluku Utara, kesulitan mengembangkan pariwisata Pulau Morotai yang masuk 10 destinasi unggulan pariwisata nasional.

Hal itu karena akses menuju Morotai, baik melalui udara maupun laut, sangat terbatas, Akibatnya, keindahan alam laut dan pantai yang eksotis di bibir Samudra Pasifik itu terasa hambar karena minimnya angka kedatangan wisatawan.

Bupati Kepulauan Morotai Weni Paraisu di Manado, Jumat (12/8/2016), mengatakan, angka kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2015 sekitar 1.000 orang, sedangkan wisatawan Nusantara 5.000. Dia mengatakan, masalah mendasar pariwisata Morotai adalah transportasi dari dan menuju Morotai.

”Morotai ibarat gadis cantik yang tidak pernah keluar dari kamar, siapa yang mau lihat,” kata Weni seusai menemui Gubernur Sulut Olly Dondokambey.

Dia berharap Pemerintah Provinsi Sulut dapat membantu Morotai mendatangkan turis asing dari Tiongkok yang membanjiri Manado sejak awal Juli lalu.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Muhlis Eso dan barang peninggalan Perang Dunia II di gubuk museum miliknya di Kecamatan Morotai Selatan, Kepulauan Morotai, Maluku Utara, Senin (18/7/2016).
Weni mengatakan, transportasi laut hanya menghubungkan Morotai-Ternate dan Morotai-Tobelo. Sementara penerbangan hanya ada sekali dalam sehari menghubungkan Manado-Ternate-Morotai. Masalah penerbangan menjadi krusial ketika Bandar Udara Sultan Babullah di Ternate ditutup.

”Pekan lalu, kami nyaris terisolasi setelah Gunung Gamalama meletus, menutup bandara di Ternate. Sekuat apa pun promosi, tetapi jika tidak ada penerbangan ke Morotai rasanya percuma,” kata Weni.

Morotai selama empat hari terisolasi dari penerbangan setelah Gunung Gamalama erupsi, pekan lalu. Untuk keluar dan menuju Morotai, warga harus menyeberang lautan menggunakan perahu motor ke Kao, ibu kota Halmahera Utara, selanjutnya ke Manado.

Menjadi persinggahan

Dondokambey mengatakan, Sulut akan menjadi persinggahan (hub) turis asing untuk sejumlah destinasi utama pariwisata nasional, antara lain Morotai, Raja Ampat dan Wakatobi. Dari Manado akan diusahakan penerbangan langsung Manado-Sorong, Raja Ampat-Manado-Morotai, dan Manado-Wakatobi.

Untuk Manado-Sorong, telah ada penerbangan langsung oleh maskapai Garuda, sedangkan Manado-Morotai dan Manado-Wakatobi menggunakan Lion Air. ”Ini memang ironi. Manado yang tidak masuk 10 destinasi pariwisata nasional harus menjadi hub untuk wilayah wisata utama,” kata Dondokambey.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Dinding goa yang dilubangi Teruo Nakamura, di tepi air terjun di Desa Dehegila, Pulau Morotai, Maluku Utara, Minggu (17/7/2016). Teruo Nakamura, bersembunyi dari serangan tentara Amerika Serikat pada masa perang dunia kedua. Tentara Jepang berkewarganegaraan Taiwan tersebut bersembunyi sekitar 29 tahun di dalam hutan dan tahun 1974 diketemukan dan dikembalikan ke negara asalnya.
Sulut menjadi persinggahan setelah tiga maskapai penerbangan, yakni Lion Air, Sriwijaya dan Citilink, membuka penerbangan langsung dari Manado ke tujuh kota utama di Tiongkok, antara lain Shanghai, Guangzhao, Hongkong, dan Makau.

Sebelumnya, Silk Air selama lima tahun membuka penerbangan langsung Manado-Singapura empat kali dalam seminggu. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Sulut, sejak awal Juli hingga awal Agustus tercatat 10.000 turis asing masuk ke Manado. (ZAL)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Agustus 2016, di halaman 21 dengan judul "Akses Terbatas, Morotai Sulit Kembangkan Diri".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com