BORONG, KOMPAS.com - Tarian Sanggu Alu dari pelajar Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) Waemokel, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (17/8/2016), tampil untuk meriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Republik Indonesia.
Pementasan atraksi budaya Sanggu Alu dilaksanakan di lapangan sepak bola Waelengga, usai perayaan pengibaran Bendera Merah Putih. Ratusan warga dari Manggarai Timur memadati lapangan tersebut untuk menyaksikan beragam atraksi budaya yang dibawakan pelajar dari tingkat SD sampai SMA di Manggarai Timur.
Pelajar SMP Katolik Waemokel juga menampilkan tarian Flobamora (Flores, Sumba, Lembata, dan Timor) yang memakai pakai adat dari 22 kabupaten dan kota di Provinsi NTT. Para pelajar sungguh-sungguh berkreasi dalam memeriahkan HUT RI di Kabupaten Manggarai Timur.
Selain itu, pelajar dari SMA Negeri 2 Kota Komba dari Kampung Mok, Desa Mbengan, Manggarai Timur yang tergabung dalam Sanggar Uma Lodok menampilkan tarian ritual 'Riik Kozu' (injak padi) serta tarian 'Wai Doka' (jalan kaki menggunakan tangga bambu).
Pelajar SMA Negeri 2 Kota Komba juga membawakan atraksi budaya ‘Umbiro’ atau tarik tambang dengan pakaian adat sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan. ‘Umbiro’ warisan budaya dari warga masyarakat Desa Mbengan, Kecamatan Kota Komba. Semua tarian pernah ditampilkan pada Tour de Flores di Pantai Cepi Watu, Kecamatan Borong, Manggarai Timur beberapa bulan lalu.
Sedangan di Lapangan Motangrua, Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai digelar tarian Caci yang sudah masuk dalam warisan budaya nasional.
Selain itu juga tampil berbagai atraksi merayakan HUT RI 17 Agustus dari siswa dan siswi Taman Kanak-Kanak Santo Arnoldus Waelengga. Atraksi pencak silat dari pelajar SMAN 2 Kota Komba dan atraksi olahraga Kempo dari pelajar SMAN 1 Kota Komba.
Kepala Sekolah SMAN 2 Kota Komba, Bernabas Ngapan kepada KompasTravel, Rabu (17/8/2016) menjelaskan, atraksi budaya tarian 'Riik Kozu' dan 'Umbiro' ditampilkan pada puncak perayaan HUT ke-71 RI agar warisan budaya ini dapat dipertahankan di sekolah-sekolah.
“Sekolah kami terus mendidik, membina dan melatih siswa dan siswi untuk mencintai budaya dan mempertahankannya. Bahkan, ritual adat yang unik ini terus dilestarikan melalui generasi muda, khususnya para pelajar. Saat Tour de Flores, pelajar dari SMAN 2 Kota Komba menampilkan tarian ‘riik kozu’ sebagai warisan budaya dari Suku Rajong,” katanya.
Bernabas menjelaskan, Sanggar Budaya Uma Lodok dibentuk 2010 dengan tujuan membina bakat dan melatih kreativitas pelajar di bidang kebudayaan.
Ada beberapa atraksi budaya yang terus diasah di sekolah, yakni tarian 'Wai Doka','Riik Kozu' (injak padi), tarian ‘Karong Kozu Wole’ (antar padi memasuki rumah), tarian 'Umbiro' serta berbagai ritual budaya lainnya.
"Untuk mengetahui latar belakang budaya di Manggarai Timur, saya sering menyuruh pelajar-pelajar untuk mewawancara tua-tua adat yang berumur 50 tahun ke atas yang berkaitan dengan tarian dan ritual. Pelajar dididik untuk menggali sejarah dari tari-tarian tersebut,” kata Bernabas.
Salah satu kekhasan di sekolahnya adalah tarian 'Sanggu Alu' dan tarian 'Flobamora'. Tarian 'Sanggu Alu' adalah tarian warisan budaya Manggarai Timur, sedangkan tarian 'Flobamora' merupakan tarian budaya seluruh NTT dengan pakaian adat masing-masing.
“Siswa dan siswi yang sekolah di SMPK Waemokel berasal dari berbagai daerah di NTT sehingga kekhasan budaya masing-masing terus dipertahankan, baik dari segi seni maupun cara berpakaian adat,” ujarnya.
Robertus menambahkan, warisan budaya Sanggu Alu sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya di Manggarai Timur. Ini juga bagian dari pendidikan budaya dan membentuk karakter siswa dan siswi melalui budaya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.