Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penang Corner, Kafe Tempat Nongkrong Para Aktivis di Medan

Kompas.com - 31/08/2016, 15:24 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Sedang asyik makan, seorang teman kembali datang dan langsung mengambil menu. Dia pesan sop buntut daging sapi lokal, nasi dan cumi goreng cuim. Cumi ini digoreng menggunakan margarin dan bumbu khas milik awak dapur.

"Ini cumi goreng tepung renyah, crispy dan gurih, enaknya dimakan panas-panas. Cuminya tidak seperti karet, kan? Mau pedas tinggal tambah saos. Kalo sup buntut, semua tamu suka dengan kuahnya yang kental, pas di lidah, enak," ujar Darma dengan senyum bangga.

Belum lagi pesanannya datang, dua orang teman kembali bergabung. Darma sampai turun tangan membantu menambah meja dan kursi. Kedua teman ini memesan sup ikan bawal dan nasi ayam hainan.

Minumnya tidak sama dengan yang saya pesan, mereka minum lemon tea. "Ini bukan sembarang lemon tea, kita pakai daun mint, jeruk nipis dan sereh. Ini istimewa dan bagus untuk kesehatan," kata laki-laki berperawakan kurus tinggi itu.

Semua lahap makan dan semua mengatakan masakannya enak, pas sama lidah orang Medan. Begitu juga dengan aneka minumannya. Dua orang teman yang datang belakangan minta tambah makanan, mereka belum kenyang rupanya. Tapi bukan nasi, keduanya kompak memesan mi jawa dan kwetiaw penang.

KOMPAS.COM/MEI LEANDHA Mi Jawa, salah satu menu di New Penang Corner Cafe and Restaurant, Jalan Dr Mansyur, Medan, Sumatera Utara.
Melihat penyajian dan aroma yang mengundang selera, saya ingin sekali mencoba, tapi perut sudah tak sanggup lagi. Akhirnya saya tanya-tanya saja. "Kenapa namanya mi jawa, apa asalnya dari Jawa," tanya saya penasaran.

"Tidak, mi ini pakai mi kuning biasa, berkuah. Di dalamnya ada daging sapi, rasanya manis dan asin," jawabnya.

"Kalau kwetiaw penang?" tanya saya lagi.

"Semua umur suka makanan ini, cenderung pedas dan penuh seafood," jawab dia.

Soal konsep resto, Darma bilang sengaja dibuat terbuka dengan kursi-kursi semua terbuat kayu. Supaya kesan nyaman, bebas dan kekeluargaan terasa. Layaknya di rumah sendiri. Lagian, tamu-tamu yang datang kebanyakan tamu langganan yang sudah jatuh cinta dengan cafe ini.

"Tamu kalau sudah suka satu menu, pesannya kalau datang pasti itu-itu saja. Itulah kelebihannya Penang Corner," ujar Darma sumringah.

KOMPAS.COM/MEI LEANDHA Nasi goreng, salah satu menu di New Penang Corner Cafe and Restaurant, Jalan Dr Mansyur, Medan, Sumatera Utara.
Selama lima tahun dipercaya menjadi pimpinan untuk mengelola, pria yang tinggal di kawasan Tanjung Mulia Medan ini bilang, lebih banyak cerita sukanya. Seperti bisa berkenalan dan bertemu banyak orang dari berbagai lapisan.

"Di sini tamunya dari banyak kalangan, yang datang pergi, pergi datang. Banyak kawan mulai akademisi, aktivis sampai pers. Jadi saya bisa banyak kenal orang dan punya pengalaman yang beragam," pungkasnya sambil menanyakan apakah saya akan memesan minum tambahan dan makanan ringan.

Kopi Danau Toba

Menu baru adalah varian kopi. Selama ini kopi yang mereka sajikan hanya beberapa item penyajian. Sekarang ada black coffee, wild luak, cold brew, espresso, coffee late, dan lain-lain, langsung dari bijinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com