Penyelenggaraan FWI di Aruk kali ini, bisa dikatakan perhelatan yang paling sukses dibandingkan dengan beberapa penyelenggaraan serupa sebelumnya.
Meski tak mudah mendatangkan angka yang fantastis, belajar dari pengalaman sebelumnya di lokasi yang sama pada bukan Februari 2016, panitia pun berjuang semaksimal mungkin dalam upaya menggaet kunjungan wisman dari Malaysia.
Selama dua hari penyelenggaraan festival, ribuan masyarakat memadati halaman panggung utama untuk menyaksikan rangkaian acara demi acara. Areal parkir kendaraan juga dipenuhi kendaraan roda empat dengan plat nomor dari Malaysia.
Dampak ekonomi juga dirasakan masyarakat yang berjualan aneka produk kuliner dan kerajinan di stand pameran yang disediakan panitia ketiban rezeki dari pengunjung yang berbelanja.
Jika diasumsikan dari jumlah kunjungan 3.332 wisman tersebut rata-rata membelanjakan uangnya RM 100 (sekitar Rp 300.000) per orang, maka diasumsikan perputaran transaksi dalam dua hari penyelenggaraan tersebut mencapai angka Rp 999,6 juta atau hampir mendekati angka Rp 1 miliar.
Angka tersebut belum ditambah dengan wisatawan lokal atau masyarakat dari Kabupaten Sambas yang membelanjakan uang mereka selama acara berlangsung.
Karena wilayah perbatasan merupakan ranah kewenangan pemerintah pusat, orang nomor satu di Sambas ini pun berharap percepatan pembangunan terutama di bidang infrastruktur menjadi perhatian pemerintah pusat.
"Dengan kegiatan ini juga diharapkan adanya terjalin kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Sambas dengan pihak pemerintah Sarawak, terutama untuk membangkitkan perekonomian yang bisa berdampak langsung manfaatnya dirasakan oleh masyarakat," ujar Atbah.
Secara umum, wilayah perbatasan di Kabupaten Sambas memiliki daya tarik tersendiri dalam menarik kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hamparan pantai di Kecamatan Paloh yang memiliki garis pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia sepanjang lebih dari 62 kilometer, hingga daerah perbukitan di kecamatan lainnya menyimpan segudang tempat menarik untuk dikunjungi, seperti air terjun dan biodiversiti hutan yang masih alami. Belum lagi kain tenun khas dari Sambas yang sudah terkenal di negeri seberang.
Sehingga, dengan adanya potensi peluang minat dan kunjungan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara, secara tidak langsung bisa berdampak pada pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.