Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis "Surfing" di Bali Menjanjikan, tetapi...

Kompas.com - 04/10/2016, 13:04 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Peminat wisata bahari di Bali cukup banyak, baik dari kalangan wisatawan domestik maupun internasional. Provinsi Bali yang berupa pulau memiliki kawasan laut yang indah dan asyik untuk surfing atau selancar.

Surfer dan pelatih handal bernama Irawan atau lebih dikenal dengan panggilan Piping menyayangkan pemerintah daerah tidak memanfaatkan lahan tersebut untuk pendapatan daerah. Selain pemerintah daerah memiliki tambahan pendapatan, para surfer yang memiliki bisnis di sektor pariwisata ini dapat tertata dan merasa diperhatikan dengan baik.

"Bisnis surfing di Bali itu menjanjikan. Sangat potensial. Seperti penyewaan papan surfing maupun school surf. Itu bisa menambah pendapatan daerah loh, sebenarnya ada pajak yang harus dibayarkan, tapi belum memaksimalkan potensi yang ada," kata Piping, Denpasar, Bali, Minggu (2/9/2016).

Separuh dari kawasan perairan di Bali yaitu bagian selatan sangat disukai untuk dijadikan lokasi surfing. Dari perairan Kabupaten Jembrana yang lokasinya di Bali bagian barat hingga di perairan Kabupaten Karangasem yang terletak di Bali bagian timur, sangat potensial dikelola dengan baik dan saling memberikan dukungan baik otoritas pemerintah daerah dan pelaku pariwisata.

Sepanjang pantai selatan dari Kabupaten Jembrana hingga Kabupaten Karangasem terdapat 200 tiitk yang disukai wisatawan untuk surfing. Dari 200 titik terdapat beberapa penyewaan papan surfing dan school surf yang saat ini sangat berkembang dan maju.

Sewa papan surfing per jam hanya Rp 50.000 sementara kalau sekolah surfing per dua jam bisa bertaraf sampai Rp 3,5 juta.

"Bukan kita minta perhatian, tapi kita memberitahukan pengelolaan market surfing di Bali. Aturan main belum dibuat oleh Pemda. Ini sangat potensial sekali," tegasnya.

Piping juga menjelaskan bahwa surfing merupakan kekuatan di sektor pariwisata. Hal ini terbukti saat peristiwa Bom Bali 1 pada 12 Oktober 2002 lalu yang meluluhlantakkan sektor pariwisata di Bali. Saat itu, sebagian besar negara melarang warganya berkunjung ke Bali. Sektor pariwisata terganggu, tetapi menurut Piping, dunia surfing tetap berjalan.

"Ketika Bom Bali 1, pariwisata sempat mati. Banyak wisatawan dilarang ke Bali. Tapi, pecinta surfing asal beberapa negara, nekat datang ke Bali melalui Singapura, mereka datang surfing dan memberikan dukungan kepada Bali. Luar biasa kekuatannya," ujarnya.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Wisatawan akan surfing di Pantai Kuta, Bali
Bagi beberapa wisatawan, surfing di Bali dipandang mengasyikkan. Contohnya Ariska, wisatawan asal Bogor.

"Saya kedua kalinya main surfing di sini. Dulu saya takut, diajarin dan dituntun saat main, jadinya senang. Jadi kalau ke Bali ya coba main surfing," kata Ariska, ditemui usai surfing di Pantai Kuta.

"Saya suka Bali. Saya suka main (surfing) di sini, biasanya saya di Tulamben (Karangasem)," kata Andrew asal Australia yang sudah puluhan kali datang ke Bali.

"Murah kok cuma Rp 50 ribu per jam. Kalau sewa lebih lama malah diberi bonus waktu," kata Sofian, wisatawan asal Bogor.

Sementara bisnis sewa papan surfing juga cukup menjanjikan. Misalnya sehari penyewa bisa menyewakan dua sampai lima papan, bisa jadi lebih dari itu jika musim liburan.

"Kalau hati biasa sih paling satu, dua atau tiga. Pernah sehari lima papan disewa. Tapi kalau ramai liburan ya bisa lebih," kata Dek Ar, pemilik papan surfing di Pantai Kuta.

Lokasi perairan Bali yang di sukai wisatawan bermain surfing di antaranya di Pantai Medewi, Pantai Legian, Pantai Kuta, Pantai Nusa Dua, Pantai Jimbaran, Pantai Tulamben, Pantai Nusa Penida dan masih banyak lagi titik-titik yang ombaknya bagus untuk surfing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com