Sejatinya, arak-arakan pengantin itu adalah mengantar mempelai pria menuju ke rumah mempelai perempuan. "Karena ini bentuknya festival, sehingga kita ikutsertakan mempelai perempuannya dalam arakan pengantin supaya lebih menarik," imbuhnya.
Dalam arak-arakan ini juga menyertakan kedua mempelai pengantin, orang tua dari kedua belah mempelai, pengiring-pengiringnya dilengkapi dengan barang-barang hantaran serta diiringi alunan musik baik itu berupa tar maupun tanjidor.
Adapun pengantin laki-laki mengenakan pakaian telok belanga, sedangkan perempuannya mengenakan baju kurung. Pengiring-pengiring yang mengantar calon pengantin membawa berbagai perlengkapan dalam prosesi pernikahan adat melayu.
Barang-barang hantaran isinya antara lain, jebah berisi sirih, pinang, kapur, tembakau, gambir dan bunga rampai.
Selain itu, juga ada uang asap, perhiasan emas, pakaian, alat-alat dan bahan kecantikan, seperangkat perlengkapan tidur seperti selimut, seprei dan lainnya, seperangkat alat dan perlengkapan mandi, barang-barang kelontong serta seperangkat alat shalat.
Tak ketinggalan, dari berbagai barang antaran tadi, juga dihiasi dengan pokok telok, yaitu menyerupai pohon kecil dengan tangkai-tangkai yang masing-masing terdapat telur dan hiasan berwarna-warni.
Selain pokok telok, pokok manggar, yang tangkainya terbuat dari lidi dilapisi kertas warna-warni dan ditancapkan pada bagian batang pisang atau buah nanas yang sudah ditusuk tongkat kayu untuk ditancapkan di halaman rumah mempelai wanita.